Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Rohani untuk Penderita Demensia Alzheimer ala Griya Lansia Malang

Kompas.com, 16 September 2024, 15:56 WIB
Imron Hakiki,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Jam menunjukkan pukul 11.25 WIB, saat Kompas.com sampai di Griya Lansia yang berlokasi di Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Terlihat seorang lansia, dengan susah payah mengayuhkan kursi rodanya menuju ke masjid yang berada tepat di halaman Griya Lansia. Ia hendak mengumandangkan azan Zuhur.

Mikrofon masjid itu berada di sisi luar masjid. Seperti sengaja diletakkan di sana, untuk memudahkan lansia tersebut azan.

Baca juga: Kasus Alzheimer Nyaris Tak Terlacak

Bait per bait, lansia itu merapal kalimat azan, meski terdengar terbata-bata. Maklum, usianya sudah mulai uzur.

Disusul, lansia lain kompak mendatangi masjid untuk salat zuhur berjamaah. Ada yang masih normal berjalan, menggunakan tongkat, juga menggunakan kursi roda, sehingga harus dibantu lansia lain yang masih bisa berjalan.

Ya, merekalah para lansia binaan Griya Lansia, sebuah panti yang menampung para lansia, baik dari jalanan, maupun limpahan dari keluarganya yang sudah tidak mampu merawat.

Baca juga: Kisah Perjuangan Merawat Lansia dengan Alzheimer, Perlu Kesabaran dan Ketelatenan

Dari 150 lansia warga binaan Griya Lansia, ada sekitar 30 orang yang mengidap penyakit Demensia Alzheimer. Mereka pikun dan lupa masa lalunya. Bahkan, beberapa orang lupa kepada keluarganya sendiri.

Penanggung jawab harian Griya Lansia Khusnul Khatimah, Nurhadi Rahmad mengatakan, 30 lansia yang mengidap Demensia Alzheimer itu, terbagi dalam 3 kategori. Yakni kategori ringan, sedang, dan berat.

"Kategori ringan, relatif lebih terkendali. Sedangkan kategori sedang cenderung tidak terkendali. Dia mudah keluar sendiri ke luar area Griya Lansia. Sementara untuk kategori berat lebih temperamen, jadi sering marah-marah ekstrem," ungkapnya saat ditemui, Senin (16/9/2024).

Oleh karena itu, untuk kategori sedang dan berat, pengurus Griya Lansia membuat ruangan sendiri, yang terpisah dengan lansia lain. Tujuannya, agar tidak keluar dan mengganggu lansia binaan lainnya.

"Kalau yang kategori ringan, masih bisa kita campur dengan lansia lain," jelasnya.

Tidak ada perawatan khusus secara medis kepada para lansia yang mengalami Demensia Alzheimer di Griya Lansia.

Sebab, selain keterbatasan sumber daya manusia (SDM) ahli di bidang tersebut, beberapa obat, menurut Nurhadi, justru berisiko terhadap tubuh para lansia itu.

"Sehingga kami lebih mengutamakan terapi," tuturnya.

Terapi utama untuk para pengidap Demensia Alzheimer di Griya Lansia adalah terapi rohani, dengan cara mengajak mereka salat lima waktu secara berjamaah dan membaca zikir sebanyak-banyaknya. Kemudian sering mengajak mereka interaksi.

"Itulah kuncinya. Karena penderita Demensia Alzheimer cenderung aktif. Maka kita harus mengajak beraktivitas, dengan salat, zikir, dan komunikasi tersebut," ujarnya.

Terbukti, terapi itu manjur. Beberapa penderita menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Dari awalnya sering marah-marah serta tiba-tiba keluar sendirian, seiring waktu berubah jadi lebih manut.

"Tentu kalau sembuh 100 persen, ingatannya menjadi pulih, sulit. Karena faktor usia yang memang sudah uzur," katanya.

"Tapi dengan terapi yang kami terapkan, seiring waktu mereka mulai nyambung ketika diajak komunikasi," imbuhnya.

Nurhadi menyebut, dari 30 lansia yang menderita Demensia Alzheimer itu, 5 di antaranya merupakan limpahan dari keluarganya, karena tidak mampu merawatnya.

"Sisanya, diambil dari jalanan, yang memang selama ini terlantar," ungkap Nurhadi.

Mereka yang terlantar rupanya memang sengaja ditelantarkan keluarganya akibat tidak mampu merawat.

"Karena keluarganya tidak mampu merawat, kemudian dibiarkan terlantar di jalanan," jelasnya.

Oleh karena itu, Nurhadi memberi saran kepada masyarakat yang mempunyai anggota keluarga Demensia Alzheimer, agar lebih perhatian. 

Sebab penderita Demensia Alzheimer, cuma butuh perhatian orang-orang di sekitarnya. Perhatian itu, salah satunya bisa ditunjukkan dengan cara mengajaknya berkomunikasi.

"Yang paling utama, ajak penderita Demensia Alzheimer aktifitas religi. Seperti salat dan zikir. Insyaallah mereka akan lebih baik," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau