LUMAJANG, KOMPAS.com - Kawasan wisata Ranu Regulo di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai dibuka hari ini, Selasa (10/9/2024).
Sebelumnya, wisata alam berupa danau di lereng Gunung Semeru ini ditutup sejak 5 Februari 2024 dalam rangka pemulihan ekosistem.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati mengatakan, pembukaan Ranu Regulo dilakukan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sembari menunggu persiapan pembukaan Ranu Kumbolo selesai.
Baca juga: Wisata Ranu Regulo Kembali Dibuka mulai 10 September 2024, Ini Ketentuannya
Sebagai informasi, jalur pendakian Gunung Semeru, termasuk Ranu Kumbolo ditutup sejak 5 Juli 2021 saat diterapkannya PPKM darurat Jawa-Bali.
"Betul sudah dibuka mulai hari ini, sambil menunggu juga Ranu Kumbolo dibuka," kata Yuli, Selasa (10/9/2024).
Yuli menjelaskan, pihak TNBTS juga menerapkan pembatasan pengunjung yang berkemah di Ranu Regulo. Setiap hari, hanya dibatasi 300 pengunjung yang bermalam.
Apabila lebih, kata Yuli, nantinya wisatawan akan diarahkan untuk berkemah di area Danau Ranupani.
"Ketentuannya dibatasi 300 orang setiap harinya untuk bermalam, kalau sebelumnya sebelum ditutup kuotanya 500 an orang tiap hari," terang Yuli.
Untuk bisa menikmati keindahan alam Ranu Regulo, pengunjung dalam negeri hanya perlu menyiapkan Rp 19.000 di hari kerja atau Rp 24.000 untuk hari libur atau akhir pekan.\
Sedangkan, wisatawan mancanegara, dipunguat biaya Rp 210.000 saat hari kerja dan Rp 310.000 untuk hari libur atau akhir pekan.
Lebih lanjut, Yuli menjelaskan, pihak TNBTS melarang penerbangan drone oleh para pengunjung kecuali diizinkan secara tertulis untuk kepentingan riset dan SAR.
Yuli juga mengimbau agar pengunjung menggunakan peralatan berkemah dengan standar minimal sebelum menginap.
"Yang penting sama-sama dijaga kelestarian alam, jangan buang sampah sembarangan, gunakan peralatan kemah yang standar untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang