Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunduran Dirinya Disetujui Jokowi, Risma Masih Sibuk Urus Program Kemensos

Kompas.com, 6 September 2024, 17:32 WIB
Taufiqurrahman,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com– Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui mundurnya Tri Rismaharini dari jabatannya sebagai Menteri Sosial (Mensos) di Kabinet Indonesia Maju, Jumat (6/9/2024).

Saat pengumuman tersebut, Tri Rismaharini sedang berkunjung ke petambak garam di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur (Jatim). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau lokasi yang akan menjadi sasaran program bantuan pengolahan air bersih dan pemberdayaan ekonomi nelayan.

Risma tak menanggapi pertanyaan wartawan soal penghentian tersebut. Mantan Wali Kota Surabaya itu malah memaparkan tentang rencana meningkatkan kesejahteraan petambak garam dan nelayan Desa Lembung.

Baca juga: Jokowi Sudah Tanda Tangani Surat Pengunduran Diri Risma sebagai Mensos

“Saya menerima surat permohonan dari petambak garam agar garam mereka kualitasnya meningkat dari garam rakyat ke industri garam. Kami sudah menyiapkan bantuan peralatan kepada mereka,” kata Risma.

Risma menambahkan, untuk meningkatkan garam rakyat dibutuhkan peralatan dan ketersediaan air bersih. Oleh karena itu, dia sudah menyiapkan bantuan alat penyulingan udara.

Peralatan tersebut bisa berfungsi ganda. Air yang sudah tawar bisa dikonsumsi masyarakat. Sedangkan air yang asin bisa diolah untuk meningkatkan kualitas garam.

“Masyarakat membutuhkan air bersih untuk konsumsi dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Alat penyulingan air itu bisa dimanfaatkan oleh 500 kepala keluarga di Desa Lembung,” ungkap Risma.

Program peningkatan kualitas garam dari Kemensos ini sudah dilakukan di daerah lain. Hasilnya, mampu meningkatkan pendapatan petani garama sampai 3 kali lipat.

“Kalau kualitas garam sudah masuk industri, secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani,” imbuh Risma.

Sekretaris Desa Lembung, Afandi bersyukur permohonannya mendapat tanggapan dari Kemensos. Harapannya, peralatan untuk peningkatan kualitas garam segera diterima oleh masyarakat.

Menurut Afandi, harga garam rakyat saat ini per ton hanya Rp 700.000. Namun, jika diolah menjadi garam industri menggunakan peralatan, maka harga garam bisa meningkat hingga Rp 3 juta.

“Ada 504 kepala keluarga yang bergantung pada usaha garam. Jika garam diolah menjadi garam industri, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” terang Afandi.

Selain akan memberikan bantuan peralatan peningkatan kualitas garam dan alat penyulingan udara, Kemensos juga akan memberikan bantuan kapal fiber kepada nelayan Desa Lembung.

Tris Rismaharini, dihentikan oleh Presiden Jokowi pada Senin (6/9/2024) melalui keputusan presiden No. 100/PT tahun 2024. Pemberhentian Risma, disampaikan oleh Stafsus Presiden, Ari Dwipayana.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau