Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pendaftar CPNS di Ponorogo Kesulitan Cari E-meterai, Ada yang Bolak-balik ke Kantor Pos

Kompas.com, 6 September 2024, 13:35 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pendaftar di Kabupaten Ponorogoro, Jawa Timur mengalami kendala jelang penutupan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) karena sulit mendapatkan e-meterai atau meterai digital.

Padahal, meterai digital menjadi salah satu syarat untuk melengkapi dokumen pendaftaran.

“Saya baru mau mendaftar Selasa, 3 September malam. Di berbagai platform tidak ada,” ungkap salah satu pendaftar CPNS Pemkab Ponorogo, Andini Kumalasari, Kamis (5/9/2024).

Berbagai cara dia tempuh. Termasuk ke Kantor Pos karena ada informasi bahwa Kantor Pos juga menyediakan meterai digital.

"Kosong, Mas, kemarin pagi ke Kantor Pos kosong siang juga masih kosong, katanya gangguan seluruh Indonesia," kata Andini.

Baca juga: Jadi Korban Investasi Bodong Bisnis Materai, Warga Tanjungpinang Rugi Rp 2 Miliar

Hal yang sama dialami oleh Lidya warga Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Dia mengaku sudah bolak-balik mengecek platform yang menjual meterai digital.

“Juga saya ke Kantor Pos juga kosong. Ya masih usaha sambil terus memantau informasi di media siapa tahu kebijakannya berubah,” paparnya.

Lidya berharap ada kebijakan tersendiri seperti mengganti digital dengan meterai biasa.

“Ya seperti rekrutmen CPNS tahun-tahun sebelumnya. Pakai meterai bisa, ditempel lalu discan. Ribet banget sih,” pungkasnya

Sementra itu Kepala Kantor Pos Ponorogo Eko Ariwibowo mengatakan, dia sudah mendapat update dari Peruri sebagai penyedia e-meterai bahwa website sudah normal. Namun, pembelian e-meterai belum bisa dilakukan.

“Sampai saat ini untuk pembelian meterai digital tidak bisa dilakukan,” ungkap Kepala Kantor Pos Ponorogo, Eko Ariwibowo, Kamis (5/9/2024).

“Tadi pagi kami coba, kami buka di website untuk menyeriakan meterai digital. Namun, masih loading atau gangguan sistem,” katanya.

Baca juga: Perempuan di Bengkulu Jual Ribuan Materai Palsu Rp 9.000

Eko mengaku bahwa tidak bisa melayani pembelikan sejak Selasa (3/9/2024). Dan gangguan sistem itu berlanjut hingga Kamis (5/9/2024).

Menurutnya, dalam momen pendaftaran CPNS ini, biasanya dalam sehari pihaknya mampu menjual 300 hingga 400 buah e-meterai.

Kantor Pos, kata dia, melayani pembelian offline, tinggal masyarakat nanti yang membubuhkan sendiri.

“Tapi ya gangguan dari pusat kita juga tidak bisa apa apa," urainya.

Ketika ditanya sampai kapan? Eko mengaku tidak tahu sampai kapan gangguan pembelian e-meterai ini berakhir.

Untuk sementara waktu pihaknya sudah telah menempelkan informasi terkait gangguan yang sedang dialami oleh Peruri

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul e-Materai Sulit Didapatkan di Ponorogo, Kantor Pos Tekendala Gangguan, Pendaftar CPNS Terkena Imbas

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau