MADIUN, KOMPAS.com – Pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Madiun, Bonie Laksmana dan Bagus Rizki Dinarwan mendaftarkan diri dalam kontestasi pilkada serentak di KPU Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (29/8/2024) sore.
Pasangan yang dikenal dengan sebutan 'Bonus' itu terlihat mengenakan baju putih lengan panjang dipadu celana hitam dan berpeci hitam, serta diarak oleh ribuan simpatisan.
Pasangan Bonus menumpang mobil jeep tua yang dihias aneka janur kuning. Tidak hanya itu, mereka juga berkalung kembang ronce melati yang melingkar hingga ke pusar serta diiringi oleh irama rebana salawatan.
Kembang ronce dikenal sebagai hiasan tubuh atau ruangan yang tersusun dari rangkaian bunga atau daun yang ditata berjajar dalam suatu berkas (benang atau kawat).
Baca juga: Daftar ke KPU Madiun, Paslon Harmonis Naik Jip Diarak Bak Pengantin
Ronce sering kali muncul dalam atribut sesajian persembahan, hiasan pengantin, atau hiasan penari.
Sejauh 100 meter dari pintu gerbang KPU Kota Madiun, pasangan Bonus yang diusung oleh Partai Perindo dan Golkar itu turun dari mobil dan memilih berjalan kaki, diantar ribuan simpatisannya.
Di depan Kantor KPU, para simpatisan memekikkan yel-yel kemenangan untuk Bonus dalam pilkada serentak yang akan digelar 27 November 2024.
Mendampingi Bonie dan Bagus dalam proses pendaftaran, Bambang Irianto, mantan Wali Kota Madiun yang juga ayahanda Bonie, turut hadir.
Bonie Laksmana menyatakan, penggunaan kembang ronce serta iringan musik rebana adalah harapan agar mereka mendapatkan ridha dari Tuhan untuk memenangkan pilkada serentak 2024.
“Kami mengikuti kontestasi pilkada ini karena kami adalah orang Madiun asli. Kami mengikuti kontestasi pilkada Kota Madiun ini atas ridha Allah SWT."
Baca juga: Maidi-Panuntun Ungkap Arti Baju Pink Saat Daftar Pilkada Madiun
"Dengan ridha Allah, maka kami dapat melakukan segalanya dengan baik, salah satunya menjaga amanah yang harus selalu kita jaga baik dan benar,” kata Bonie.
“Kalau kami menggunakan kembang ronce, memang kami mengedepankan cinta budaya Bangsa. Jangan kita silau dengan budaya asing. Untuk itu, kita harus bangga dengan budaya kita sendiri,” ujar Bagus menambahkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang