Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Pasar Krian Sidoarjo Diduga akibat Korsleting di Toko Dinamo

Kompas.com, 21 Agustus 2024, 06:24 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Petugas pemadam kebakaran  menduga, kobaran api yang melalap Pasar Lama Krian, Sidoarjo, Selasa (20/8/2024), dipicu oleh korsleting listrik yang ada di salah satu toko.

Kepala Bidang Opersional Damkar dan Penyelamatan Kota Surabaya, Wasis Sutikno mengatakan, informasi tersebut diketahuinya setelah membantu memadamkan api di Pasar Lama Krian.

"Titik apinya di dekat tangga persis, paling belakang (pasar) depannya persis ada toko dinamo. Kemungkinan ada korsleting listrik," kata Wasis, ketika dikonfirmasi kemarin.

Baca juga: Kebakaran Pasar Krian Sidoarjo, Api Diduga Muncul dari Salah Satu Ruko

Wasis menyebut, toko dinamo tersebut memiliki suhu lebih panas dibandingkan dengan kios lain yang terdampak. Hal itu diketahui setelah dilakukan pengecekan saat pembasahan.

"Kami punya alat thermal untuk mengukur suhu, mencari mana titik paling panas, titik kebakaran paling panas, biasanya di situ titik pertama. Itu akurat alat ukur kita," kata dia.

Selain itu, kata dia, tembok kios yang terletak di bagian belakang pasar juga terlihat lebih gelap. Sedangkan, toko lainya hanya tampak hitam, namun tidak sepekat tempat penjual dinamo.

"Bekas arang yang nempel di tembok, yang paling hitam mana? Berarti itu yang paling lama terpapar api. Kalau dibanding toko lain cuman hitam biasa, kalau stan dinamo itu yang paling gelap, hitam," ujar dia.

Lebih lanjut, Wasis mengungkapkan, pihaknya menerjunkan sebanyak lima mobil pemadam kebakaran. Hal tersebut untuk mempercepat proses pemadam api yang sudah membesar di Pasar Lama Krian.

"Proses pemadaman, air itu vital ya, kita lihat lokasinya dekat sungai makanya kita bantu phyton (selang). Biar sampai pasar, (airnya) statis enggak sampai kurang tekananya," kata dia.

Baca juga: Kebakaran Pasar Krian Sidoarjo, Api Diduga Muncul dari Salah Satu Ruko

"Karena kalau supply airnya kurang, bisa habis pasarnya. Untungnya kita bisa ngeblok agar tidak sampai perambatan semunya, mungkin yang terbakar 70 persenan," tambah dia.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Polsek Krian, Kompol Daky Dzul Qornain mengaku mendapatkan informasi kebakaran di Pasar Lama Krian, sekitar pukul 04.00 WIB. Lalu, sejumlah anggota diterjunkan ke lokasi.

"Tadi pukul 04.15 WIB, dua unit PMK Pasar Krian sudah ada di TKP. Petugas sudah melakukan penyemprotan di beberapa titik," kata Daky yang ditemui di lokasi.

Daky mengungkapkan, diduga kebakaran tersebut berawal dari salah satu kios yang ada di lantai bawa belakang. Kemudian, api terus membesar hingga akhirnya mengarah ke depan pasar. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau