Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Pasar Krian Sidoarjo, Api Diduga Muncul dari Salah Satu Ruko

Kompas.com, 20 Agustus 2024, 14:57 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian hingga sekarang masih mencari penyebab kebakaran yang menghanguskan sejumlah kios, di Pasar Lama Krian, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Selasa (20/8/2024).

Kapolsek Krian, Kompol Daky Dzul Qornai mendapatkan informasi kebakaran di Pasar Lama Krian terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Lalu, sejumlah anggota diterjunkan ke lokasi.

"Tadi pukul 04.15 WIB, dua unit PMK Pasar Krian sudah ada di TKP. Petugas sudah melakukan penyemprotan di beberapa titik," kata Daky, saat ditemui di lokasi, Selasa (20/8/2024).

Baca juga: Cerita Pedagang Pasar Krian Sidoarjo, Selamatkan Barang Saat Api Membesar

Daky mengungkapkan, diduga kebakaran tersebut berawal dari salah satu kios yang ada di lantai bawah bagian belakang. Kemudian, api terus membesar hingga akhirnya mengarah ke depan pasar.

"Awalnya hanya yang bawah sebelah selatan, lalu menyebar ke bedak (kios) yang lain yang di atas maupun ke barat. Kami minta bantuan ke PMK Waru, Tarik dan beberapa bantuan lain," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Daky, petugas pemadam masih melakukan pembasahan hingga sekitar pukul 12.30 WIB. Oleh karena itu, dia masih belum mengetahui penyebab kebakaran di Pasar Lama Krian.

"Kita belum bisa menentukan penyebab kebakaran (Pasar Lama Krian) ini. Hanya nanti kita akan cek di titik awal terjadinya kebakaran untuk dilakukan penyekidikan lebih lanjut," jelasnya.

Selain itu, aparat kepolisian juga masih mencari saksi yang pertama kali melihat kebakaran tersebut. Hal tersebut untuk meminta keterangan agar pemicu munculnya api diketahui.

"Dan mungkin nanti kami bisa mendeteksi penyebab kejadianya. Mungkin di pasar ada yang jaga, (dia mengetahui) yang awal kebakaran seperti apa, nanti kita ambil keterangan," ucapnya.

Sementar itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo, Widiyantoro Basuki mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan terkait penyebab kebaran.

"Kedepan juga kita akan melakukan pekerjaan, tapi menunggu hasil Labfor dulu dari kepolisian," kata Widiyantoro.

Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, Mustain Baladan mengatakan, sebanyak 20 armada diterjunkan memadamkan api di Pasar Lama Krian.

Baca juga: Pasar Krian Lama Sidoarjo Terbakar, 6 Jam Api Baru Padam

"Untuk pemadaman, kami usahakan dengan sumber daya yang ada. Jadi ada pergerakan mobil juga dari lokasi kebakaran ke sumber air," kata Mustain, di lokasi, Selasa (20/8/2024).

Berdasarkan pantauan, puluhan unit pemadam kebakaran masih berjajar di sekitar lokasi, sekitar pukul 12.30 WIB. Sedangkan, petugas tampak membawa selang air masuk ke dalam Pasar Krian Lama.

Selain itu, asap tipis masih terlihat keluar dari bangunan yang ada lantai dua Pasar Krian Lama. Meski demikian, api sudah tidak tampak di tembok yang sudah menjadi reruntuhan.

"Kami kesulitan melakukan pemadaman karena (Pasar Krian Lama) sedikit jauh dari sumber air. Sumber air (berjarak) sekitar satu kilometer dari pasar," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau