BATU, KOMPAS.com - Tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Dusun Jeding, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), merupakan satu keluarga. Ketiganya diduga berasal dari Jakarta dan tinggal di Batu selama satu tahun terakhir.
Ketua RT 1 RW 8 Dusun Jeding, Yulianto, mengungkapkan bahwa keluarga tersebut terdiri dari suami, istri, dan seorang anak laki-laki. Kegiatan mereka di lingkungan sekitar tergolong tertutup.
Namun, dia tidak mengetahui secara pasti aktivitas sehari-hari dari keluarga tersebut.
"Yang ngontrak itu kemungkinan tiga gitu. Itu di KK (Kartu Keluarga) orang Jakarta, satu keluarga. Suami istri sama anak. Kerjanya apa saya kurang tahu," kata Yulianto, Kamis (1/8/2024).
Baca juga: Polisi Amankan Terduga Teroris di Kota Batu Jawa Timur
Ia juga mengatakan bahwa sang anak masih berusia remaja.
"Berjanggut, istrinya pake cadar. Anaknya usia sekitar 17 atau 18 tahun," katanya.
Dia menyampaikan bahwa polisi telah menyelidiki tiga terduga teroris tersebut sejak seminggu sebelum pengamanan.
Yulianto sendiri sebelumnya tidak mengetahui bahwa keluarga tersebut dicurigai terlibat dalam aktivitas terorisme hingga dilakukan pengamanan.
"Polisi sudah ke sini sudah seminggu lalu, belum tahu waktu itu kalau dari kepolisian," katanya.
Dikatakannya, bahwa keluarga terduga teroris tersebut sudah kedua kalinya mengontrak di daerah tersebut.
"Iya kan itu dari Pak Joko (kontrakan dulu). Dulu kan kontrak dari Pak Joko. Terus habis dari Pak Joko kira-kira satu minggu atau dua minggu gitu terus langsung ke luar (pindah). Keluarannya ya Jakarta sini, Jakarta sini, sini," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Tim Gegana Brimob terlihat berjaga di lokasi Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur pada Kamis (1/8/2024). Lokasi ini berdekatan dengan Pondok Pesantren As Sunnah.
Dari informasi yang dihimpun, lokasi tersebut telah ada penangkapan terduga teroris pada Rabu (31/7/2024) malam. Polisi juga telah memasang garis kuning untuk mengamankan area.
Hingga saat ini, identitas terduga teroris dan motif di balik penangkapan masih belum diungkap oleh pihak kepolisian.
Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Jawa Timur (Jatim) bekerja sama dengan Unit Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) juga mendatangi lokasi penangkapan terduga teroris.