LUMAJANG, KOMPAS.com - Tanah longsor terjadi di area pertambangan pasir di Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (4/6/2024).
Lokasi longsor berada di aliran Sungai Besuk Bang yang berhulu ke Gunung Semeru. Tepatnya, berada di dekat kawasan perhutani petak 4.
Tebing setinggi 100 meter di kawasan milik perhutani petak 4 ini yang kemudian longsor dan menimpa lima penambang yang tengah mengambil pasir di sungai.
Baca juga: Pencarian 3 Warga Tertimbun Longsor di Pronojiwo Lumajang Dihentikan Sementara
Dari kelima korban, satu orang bernama Abdul Latif (32), warga Dusun Besuk Cukit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, berhasil selamat dari runtuhan tanah bercampur batu.
Sedangkan, satu orang bernama Kusnadi (40), warga Dusun Tulungagungan, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, ditemukan tewas tertimbun material longsor.
Baca juga: 4 Ekskavator Diterjunkan Cari 3 Korban Longsor Pronojiwo Lumajang
Sementara, tiga orang lainnya yakni Duwi (35) warga Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Rohim (32) warga Dusun Besuk Cukit, Desa Pronojiwo, dan Junaidi (26) warga Dusun Karangsuko, Desa Taman Satrian, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, belum ditemukan sampai proses pencarian dihentikan pukul 18.30 WIB.
Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, proses pencarian dihentikan sementara lantaran kondisi alam tidak memungkinkan.
Sebab, letak geografis lokasi longsor berada di aliran lahar Semeru yang curam dengan tebing di sisi kanan dan kirinya.
Selain itu, penerangan di lokasi tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
"Malam ini sekitar pukul 18.30 WIB kita putuskan untuk dihentikan sementara proses pencarian karena kondisinya tidak memungkinkan," kata Patria.
Rencananya, pencarian korban akan dilanjutkan pada hari ini, Rabu (5/6/2024) pukul 07.00 WIB.
Patria menambahkan, pencarian pada hari kedua juga akan ditambah personel sambil melakukan asesmen.
"Jam 7 besok kita lanjutkan kembali, insyaallah ada tambahan personil dan juga kita lakukan asesmen karena memang kondisi geografisnya seperti ini," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang