TULUNGAGUNG, KOMPAS.com- Polisi memastikan bahwa MA (3), balita di Tulungagung, Jawa Timur yang diduga dibunuh oleh ayah kandungnya meninggal karena kekurangan oksigen.
Tak hanya itu, polisi menemukan sejumlah luka memar di tubuh balita tersebut.
Hal itu diketahui setelah tim dokter forensik melakukan otopsi.
Baca juga: Pulang dari Taiwan, Seorang Ayah di Tulungagung Bunuh Anak Balitanya
Proses otopsi terhadap jenazah balita laki-laki tersebut dilaksanakan di ruang instalasi kedokteran forensik dan medikolegial Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung, Senin (13/5/2024).
"Otopsi dilakukan oleh polisi, serta tim forensik kedokteran," terang Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung Iptu Nursaid seusai proses otopsi, Senin (13/5/2024).
Baca juga: Kisah Pilu Balita di Medan Dibunuh Ayah Tiri dan Ibu Kandung, Terungkap Setahun Setelah Kejadian
"Hasil otopsi, korban meninggal dunia karena kekurangan oksigen, dan meninggal tidak wajar karena juga ada luka," lanjut Nursaid.
Adapun soal luka di tubuh korban, Nursaid menjelaskan, terdapat luka di bagian punggung atas, kedua bahu, serta daun telinga bagian kanan.
"Juga ditemukan ada luka di beberapa bagian tubuh," kata dia.
Polisi telah memeriksa dua orang saksi yakni ibu kandung dan kakek balita tersebut.
"Sementara dua orang yang kami mintai keterangan, yakni ibu kandung korban serta kakek korban," terang Nursaid.
Baca juga: Kronologi Ayah Tiri dan Ibu Kandung Bunuh Balita di Medan, Berawal dari Video Call Pria Lain
Rencananya polisi akan segera melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku pembunuhan berinisial RA (29).
"Sementara diduga, kejiwaan pelaku terganggu akibat depresi. Guna memastikan, akan dilakukan pemeriksaan kejiwaannya," terang Nursaid.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak berusia tiga tahun di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur tewas dibunuh oleh ayah kandungnya di rumah orangtua korban, Desa Blimbing Kecamatan Rejotangan Tulungagung, Minggu (12/5/2024) malam.
Diduga, pelaku mengalami depresi setelah pulang dari Taiwan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang