Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Warga di Malang Rela Antre Berjam-jam demi Beras Murah

Kompas.com - 04/03/2024, 13:21 WIB
Imron Hakiki,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan warga Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan sekitarnya berduyun-duyun untuk mendapatkan beras dan minyak goreng murah di Pasar Kepanjen, Senin (4/3/2024) pagi.

Tampak warga mengular sejak pagi untuk mengantre beras Stabilisasi Pasokan dan Harga pasar (SPHP) yang dipasok oleh Bulog dan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang.

Mereka rela mengantre lantaran beras SPHP tersebut harganya relatif lebih murah dibanding harga di pasaran, yakni Rp 51.000 per 5 kilogram, artinya satu kilogram harganya Rp 10.200.

Baca juga: Harga Beras Mahal, Penjual Makanan di Semarang Kurangi Porsi Nasi agar Tak Rugi

"Harga beras premium di pasaran saat ini harganya masih berkisar Rp 14.500 hingga Rp 15.000 per kilogram. Harga itu terbilang turun dibanding pekan lalu, yakni mencapai Rp 17.000 hingga 17.500 per kilogram," ungkap Kasatgas Pangan Kabupaten Malang, AKP Gandha Syah Hidayat saat menggelar operasi pasar di Pasar Kepanjen, Senin (4/3/2024).

Gandha mengimbau masyarakat tidak perlu panik dengan pasokan beras pada bulan Ramadhan 2024 mendatang. Ia memastikan pasokan beras dan sembako di Kabupaten Malang mencukupi hingga 33 hari ke depan.

"Jadi tidak perlu panik, tidak perlu termakan berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau hoaks. Pemerintah Kabupaten Malang, stakeholder terkait, Forkopimda Kabupaten Malang akan terus menjaga stabilitas serta dinamika harga yang ada di pasar dalam mempersiapkan bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 ini," imbaunya.

Saat ini, harga sembako yang relatif naik adalah cabai rawit. Namun, Gandha menyebut Dinas Perindustrian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang akan mempercepat distribusi komoditas cabai.

"Dengan begitu diharapkan komoditas cabai rawit akan membanjiri pasaran, dan dapat menurunkan harga," ujarnya.

Wakil Pimpinan Bulog Cabang Malang, Mochamad Bramanda mengatakan operasi pasar untuk memasok beras SPHP itu setiap hari dilakukan di wilayah Malang Raya, Kabupaten dan Kota Pasuruan.

"Jumlah pasokan tergantung permintaan dan animo masyarakat. Rata-rata 4 hingga 8 ton," ungkapnya.

Bramanda memastikan ketersediaan beras dipastikan aman. Apabila ada kekurangan, Bulog Cabang Malang akan meminta pasokan ke Bulog Surabaya.

"Ketersediaan dipastikan aman hingga Idul Fitri nanti," tegasnya.

Sementara itu, salah satu pembeli, Khusnul, warga Desa Cempokomulyo, Kecamatan Kepanjen, mengaku rela mengantre sejak pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB untuk mendapatkan beras SPHP tersebut. Sebab, harga beras tersebut lebih murah dibanding harga di pasaran.

Baca juga: Beras 50 Kg Dijadikan Mahar, Irwan: Saya Ingin Pernikahan Berkesan

"Harganya Rp 51 ribu per 5 kilogram. Lebih murah dibanding beras di pasaran. Tapi hanya dibatasi 10 kilogram," ungkapnya.

Ia mengaku beras SPHP itu akan digunakan sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari selama bulan puasa. Sebab anak saya banyak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Speedboat Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Speedboat Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com