Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Sebut Negara Zolim dan Ajak Guru Madrasah Jihad Menangkan Amin

Kompas.com, 7 Februari 2024, 20:17 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar mengajak kepada guru madrasah di Banyuwangi untuk jihad memenangkan Amin.

"Kalau sudah yakin, saya minta dalam tujuh hari ini kita jihad. Amin menang di Banyuwangi, Amin menang di Jawa Timur, Amin menang di Jawa Timur, Amin menang di Indonesia," kata Muhaimin saat bertemu ribuan guru madrasah di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (7/2/2024).

Menurut pria yang kerap disapa Cak Imin itu, negara telah menzolimi para tenaga pendidik, khususnya para guru, karena tidak sanggup membuat sejahtera.

"Ini menurut saya negara zolim terhadap guru dan murid-murid di tanah air kita," ujar Cak Imin.

Baca juga: Cak Imin Sebut Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Harus Dihentikan

Cak Imin berjanji, jika pasangan Anies-Muhaimin (Amin) menang dalam kontestasi capres-cawapres 2024, para guru dapat lebih sejahtera.

"Insy Allah Amin akan total memperjuangkan guru dan tenaga pendidik di Indonesia. Yang penting menang," ungkap Cak Imin.

Cak Imin menuturkan, sektor pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang diusung oleh pasangan Amin.

"Bersama Mas Anies, pokoknya prioritas utama adalah tenaga pendidik dan guru, termasuk dosen harus sejahtera," terang Cak Imin.

Dia menambahkan, selama ini negara sudah lama mengabaikan pendidikan. Menurut Cak Imin, hadirnya negara belum sepenuhnya menyentuh akar utama masalah pendidikan.

"Guru selalu dibebani tanggung jawab beban utama di luar tanggung jawabnya, admistrasi, yang itu semua tidak ada dalam kurikulum," ujar Cak Imin.

Ketua Umum PKB itu menyatakan, jika Amin terpilih jadi presiden dan wakil presiden, maka guru tidak boleh dibebani apapun, kecuali mendidik dan memperhatikan murid-muridnya.

"Karena ini adalah komitmen dan agenda nasional yang utama. Pendidikan menjadi prioritas bangsa. Maka dari itu harus perubahan," terang Cak Imin.

"Termasuk segala cara bagaimana mengangkat PNS baru, PPPK, honorer, maupun sertifikasi. Guru ngaji, guru paud, guru TPQ, honor sama pekerjaan tidak imbang. Pokok yang disebut guru jadi prioritas," imbuhnya.

Baca juga: Cerita Didatangi Influencer Dukung Amin karena Kasihan, Cak Imin: Jangankan Anda, Saya Saja Kasihan sama Amin

Cak Imin juga menyinggung adanya perbedaan perhatian dari pemerintah, antara guru umum dengan guru madrasah.

"Banyak jalan ke madrasah yang hancur, rusak. Nah, ini harus kita tata dan kita benahi. Guru tenang mengajar, kesejahteraannya terpenuhi," tandas Cak Imin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau