KOMPAS.com - Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, menyayangkan tidak adanya podium saat putaran pertama debat calon presiden (capres), Selasa (12/12/2023).
Suko mengatakan, adanya podium membantu ketiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, lebih menunjukkan ekspresinya saat berdebat.
"Dari panggung itu agak menyulitkan kandidat berekspresi karena kalau debat-debat di Amerika itu mesti ada mejanya, bukan telanjang," kata Suko, ketika dihubungi melalui telepon, Rabu (13/12/2023).
Baca juga: Pengamat Politik Unej Sebut Debat Capres Bisa Ubah Keputusan Pemilih
Diketahui, pada debat pilihan presiden (Pilpres) 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyediakan podium di panggung. Selain itu, panitia juga memasang podium saat debat capres pada 2019.
"Mungkin itu catatan bagi KPU agar bisa membantu (capres). Dengan adanya podium ada wilayah yang bisa mengungkapkan lebih banyak," jelasnya.
Selain itu, kata Suko, podium tersebut juga berfungsi menutup sebagian tubuh para capres. Dengan demikian, masyarakat bisa fokus melihat ekspresi yang dikeluarkan para kandidat.
"Kalau di panggung itu kan orang (audiens) melihat, mohon maaf, mungkin lihat tubuhnya, mestinya tertutup ya, itu (permasalahan) dari infrastruktur komunikasi," ujar dia.
Oleh karena itu, Suko menyarankan agar panitia KPU menyediakan podium dalam debat capres berikutnya. Sebab, benda tersebut mempunyai manfaat yang penting selama acara berlangsung.
Baca juga: Pakar Politik UB Soroti Cara Anies, Prabowo, dan Ganjar Sampaikan Gagasan Saat Debat Capres
"Ke depanya panitia harus menyiapkan podium untuk memudahkan orang mengekspresikan diri dan untuk memudahkan membaca catatan," ucapnya.
Lebih lanjut, Suko menilai seluruh topik yang dibahas dalam debat tersebut sangat bermanfaat bagi pemilih. Sebab, persoalan yang diperbincangkan dekat dengan masyarakat.
"Ada keberanian untuk mempertanyakan soal pelanggaran HAM (hak asasi manusia) berat dan IKN (Ibu Kota Nusantara). Dua hal itu menjadi isu panas dan di situ (dibahas) secara terbuka saya kira bagus," ujar dia.
Selanjutnya, Suko menyebut, masyarakat yang akan menilai bagaimana debat tersebut berlangsung. Mereka juga akan menentukan capres yang akan menjadi presiden pada 2024, mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.