SURABAYA, KOMPAS.com - Siswi SDN di Gresik berinisial, SH (8) yang dicolok menggunakan tusuk bakso oleh murid lain hingga buta, kembali menjalani pemeriksaan di Surabaya Eye Clinic, Jumat (22/9/2023).
Pengacara korban, Abdul Malik mengatakan, pemeriksaan ke doketer spesialis tersebut agar orangtua mengetahui kondisi mata kanan anaknya yang sebenarnya.
Sebab, kata Malik, keluarga hingga sekarang belum mendapat hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di RS PHC. Sedangkan, hal itu sudah diungkap ke publik, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Dugaan Penusukan Mata Siswi SD di Gresik dan Kondisi Darurat Perundungan
“Belum dikasih tahu, yang dikasih tahu kan media kemarin, katanya kabur, kaburnya itu kabur apa,” kata Malik, saat ditemui di Surabaya Eye Clinic.
Selain itu, hasil pemeriksaan tersebut akan diserahkan ke Polres Gresik sebagai data pembanding dari hasil sejumlah pemeriksaan yang dilakukan sebelumya.
“Nanti kami akan berikan kepada penyidik untuk pembanding. Karena penyidiknya sudah bagus dari lidik menjadi penyidikan, sudah naik,” jelasnya.
Baca juga: Demi Cukupi Kebutuhan Air Sehari-hari, Para Perempuan Ini Mengais Sumber Mata Air
Malik menyebut, hingga sekarang kondisi mata sebelah kanan SH masih belum bisa melihat objek di depannya dengan jelas. Sedangkan, untuk mata kirinya masih normal.
“Kemarin anak korban, matanya gatal. Keluarga mengatakan ke kami, masak anak gatal enggak diperiksakan, hari ini ditangani dokter mata. Mudah-mudahan nanti sehat," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Siswi SD berinsial SH (8) menjalani pemeriksaan MRI setelah matanya mengalami kebutaan, diduga karena dicolok tusuk bakso oleh siswa lain.
Pemeriksaan MRI tersebut dilaksanakan di Rumah Sakit PHC Surabaya, Rabu (20/9/2023).
Sebelum melakoni pemeriksaan MRI, SAH terlebih dulu diperiksa oleh dokter spesialis mata di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina, Gresik.
"Dari pemeriksaan MRI, memang ada penurunan penglihatan. Tapi kita tidak bisa mengatakan penurunan penglihatan ini dari keluhan pasien atau anak ini lantaran tindak kekerasan," ujar dokter spesialis mata RSUD Ibnu Sina Bambang Tuhariyanto, kepada awak media saat konferensi pers di Mapolres Gresik, Kamis (21/9/2023).
Namun hasil MRI tersebut belum dapat menyimpulkan apakah gangguan penglihatan terjadi akibat kekerasan.
"Jadi tidak bisa ditarik kesimpulan apa pun, karena tidak ada bukti apa pun yang meninggalkan bekas," ucap Bambang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.