Ada beberapa kelompok makam yang ada di kompleks pemakaman itu, yaitu kelompok makam Sunan Ampel, kelompok makam Mbah Sonhaji dan para syuhada 1974, kelompok makam Mbah Soleh, kelompok makamMbah Abdurrahman, kelompok makam para Bupati dan Angkatan 45, kelompok makam lama yang tak dikenal, dan ruang juru kunci.
Masjid Sunan Ampel atau Masjid Ampel didirikan oleh Sunan Ampel pada sekitar tahun 1421 Masehi.
Saat mendirikan masjid ini, Sunan Ampel dibantu dua sahabatnya yaitu Mbah Soleh dan Mbah Bolong (Mbah Sonhaji), serta para santrinya.
Keberadaan makam Mbah Soleh cukup unik karena makamnya sendiri berjumlah sembilan buah.
Dilansir dari laman nu.or.id, halini bermula dari kesedihan Sunan Ampel yang merasa kehilangan murid kesayangannya yaitu Mbah Soleh pasca kematiannya.
Konon ketika Sunan Ampel berandai-andai murid kesayangannya masih hidup, Mbah Soleh pun kemudian terlihat hidup kembali. Baru setelah Sunan Ampel wafat, Mbah Soleh kemudian tidak hidup kembali.
Kejadian itu berulang hingga delapan kali, sehingga Mbah Soleh pun mempunyai makam berjumlah sembilan.
Sedangkan Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong memiliki kisah berbeda, yang terkait dengan penentuan arah kiblat pada awal berdirinya Masjid Ampel.
Dilansir dari Kompas.TV, setelah Masjid Ampel berdiri, muncul permasalahan tentang penentuan arah kiblat, di mana saat itu belum ada teknologi yang memadai seperti saat ini.
Mbah Sonhaji kemudian melubangi tembok masjid sampai berlubang dengan tangannya, dan pada ujung lubang tersebut kemudian tampaklah Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah.
Saati itu, orang-orang juga bisa melihatnya secara langsung dengan mata telanjang.
Karena kemampuannya itulah Mbah Sonhaji dijuluki dengan nama Mbah Bolong.
Sumber:
jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id
bappedalitbang.surabaya.go.id
indonesia.go.id
nu.or.id
kompas.tv