Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kuintal Bawang Dijarah, Suyanto Tolak Kompensasi dan Niatkan Sedekah

Kompas.com, 23 Agustus 2023, 09:16 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Suyanto (41), warga Desa Ngadirojo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tak menyangka lima kuintal bawang merah miliknya dijarah warga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pekan lalu.

Lima kuintal bawang merah yang diangkut dengan mobil pikap milik Suyanto dijarah warga di ruas jalan Ponorogo-Wonogiri, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (15/8/2023) lalu.

Video aksi penjarahan bawang merah itu kemudian viral di media sosial sehari setelah kejadian.

Baca juga: Duduk Perkara Warga di Ponorogo Ambil Bawang Merah di Mobil Pikap Saat Kirab Budaya

Suyanto yang dihubungi Kompas.com, Selasa (22/8/2023) malam menceritakan awal mula penjarahan tersebut. Menurut Suyanto, saat peristiwa penjarahan berlangsung, dirinya tidak ada lokasi kejadian.

“Saya tidak ikut sebenarnya. Memang pemiliknya saya. Sopir saya bernama Jito yang mengemudi pikap itu saat peristiwa penjarahan terjadi pada Selasa (15/8/2023),” kata Suyanto.

Suyanto baru mengetahui bawang merah yang baru dibeli di Nganjuk itu dijarah setelah sehari kemudian.

Jito baru mengakui lima kuintal dari 2,5 ton bawang merah yang diangkut dengan mobil pikap dijarah warga saat melintas di ruas jalan Ponorogo.

“Begitu sampai di Wonogiri, sopir tidak menceritakan. Pagi harinya, baru cerita ke saya,” jelas Suyanto.

Saat warga menjarah, sopir pikap sudah memberitahukan bahwa bawang merah yang diangkutnya milik orang lain. Namun warga tetap menjarah hingga total yang hilang sebanyak 5 kuintal.

“Begitu bawang merahnya dijarah, sopir sempat turun dan memberitahu. Tetapi yang namanya ibu-ibu dikasih tahu malah tidak mau tahu. Sopir kemudian pasrah saja. Kalau dilihat dari video, yang ambil banyak. Itu kan habis acara tutup Grebeg Suro,” tandas Suyanto.

Baca juga: Alasan Warga Ponorogo Ambil Bawang Merah dari Mobil Pikap Saat Kirab Tutup Suro

Sehari setelah kejadian, Suyanto dihubungi polisi dan camat setempat. Suyanto diminta datang ke Ponorogo terkait bawang merahnya yang dijarah warga pada Kamis (17/8/2023). Lantaran bertepatan dengan peringatan HUT Ke-78 RI, Suyanto menolaknya.

Suyanto baru datang bersama Jito dan beberapa pegawainya di Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo pada Jumat (18/8/2023).

Saat itu, Suyanto mendapatkan tawaran kompensasi atas kerugian penjarahan lima kuintal bawang merahnya.

Namun Suyanto menolak tawaran tersebut. Ia memilih mengikhlaskan bawang merah yang dijarah warga sebagai sedekah.

“Memang pertama mau diganti rugi sama pemkab. Tetapi saya tidak mau. Mau dikasih kompensasi atau kerugian saya tidak mau tanda tangan. Saya anggap saja itu sebagai sedekah kepada orang lain,” jelas Suyanto.

Meski menolak ganti rugi, Suyanto berharap aksi penjarahan itu tidak terulang kembali. Pasalnya, selama membeli hasil panen petani, baru kali ini Suyanto menjadi korban penjarahan.

“Baru kali saya mengalami kejadian (penjarahan). Mungkin warga mengiranya gratis karena hari itu ada penutupan Grebeg Suro,” ungkap Suyanto.

Baca juga: Gudang Bawang Merah di Nganjuk Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp 700 Juta

Suyanto menambahkan sejatinya bawang merah yang baru dibeli dari petani di Kabupaten Nganjuk akan dijual di Pasar Kota Wonogiri dan Kalimantan. Tak hanya membeli hasil panen bawang merah, Suyanto kesehariannya juga menjadi pengepul hasil panen bawang putih milik petani.

Selain ke Kabupaten Nganjuk, Suyanto kerap mencari hasil panen petani bawang merah dan bawang putih ke Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Selain bawang merah dan bawang putih, Suyanto juga membeli gula merah milik UMKM untuk dijual kembali di pasar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau