Bagian kedua berbunyi, “2. Di Tempat Ini Pula Bendera Sang Merah Putih untuk Pertama Kalinja Dikibarkan oleh Shodancho Parto Hardjono dalam Detik Pemberontakan Sedang Bergolak Pada Tgl. 14 Pebr. 1945”.
Mantan Kepala Bidang Pengelolaan Destinasi Wisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar, Heru Santoso, pengibaran Bendera Merah Putih di Monumen Potlot merupakan bagian penting dari detik-detik dimulainya gerakan pemberontakan bersenjata oleh pasukan PETA Blitar di bawah komando Sudancho Supriyadi.
“Pengibaran bendera di Tugu Potlot dan peluncuran mortir ke Hotel Sakura dan markas tentara Jepang pagi itu menandai dimulainya pemberontakan dari sekitar Markas Daidan PETA Blitar,” ujar Heru.
Namun pemberontakan itu tidak bertahan lama dan segera dapat dipadamkan oleh tentara Jepang.
Caranya dengan mendatangkan bala bantuan dari Kediri dan pengerahan pasukan Heiho, satuan militer bentukan Jepang yang beranggotakan orang Indonesia.
Sekitar 57 orang, terdiri dari 2 chudanco, 8 shodanco, 35 budanco, dan 12 giyuhei PETA Blitar, diadili oleh otoritas militer Jepang. Enam di antaranya mendapatkan vonis hukuman mati.
Sementara, Supriyadi sendiri menghilang. Sejumlah pihak meyakini ia tewas dalam sebuah sergapan tentara Jepang yang melakukan pengejaran terhadap Supriyadi dan pendukungnya.
Meskipun keberadaan Monumen Potlot kurang dikenal bahkan oleh warga Blitar sendiri, Pemerintah Kota Blitar memastikan Monumen itu akan menjadi bagian dari Museum Pemberontakan PETA Blitar yang akan segera direalisasikan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar, Edy Wasono mengatakan, Museum Pemberontakan PETA Blitar yang dibiayai bersama oleh Pemerintah Pusat dan daerah itu memang “center of interest”-nya ada di bangunan berkas markas PETA Daidan Blitar. Letaknya di seberang TMP Raden Wijaya.
Namun, sambung Edy, TMP dan Monumen Potlot akan dimasukkan sebagai bagian dari Museum Pemberontakan PETA Blitar.
“Karena Monumen Potlot memang bagian tak terpisahkan dari pemberontakan PETA Blitar,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.