Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Midun Sempat Diminta Batalkan Gowes "Tragedi Kanjuruhan" Rute Malang-Jakarta

Kompas.com - 04/08/2023, 19:19 WIB
Nugraha Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Aksi bersepeda dari Malang ke Jakarta yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Batu bernama Miftahudin Ramli (53) diduga sempat diminta untuk tidak dilanjutkan.

Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri pada Jumat (4/8/2023).

Dyan mengatakan, Midun, sapaan akrab dari Miftahudin Ramli, sempat bertemu dengan kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu di Pos TGA, Kota Malang pada Kamis (3/8/2023) malam.

Dia juga belum mengetahui maksud dari kepala dinas tersebut yang diduga meminta Midun tidak melanjutkan perjalanannya.

"Kronologinya, kemarin Pak Midun sempat stay di Stadion Gajayana, kemudian saya ajak ke Pos TGA, kemarin malam sudah didatangi kepala Dinas Pariwisata dari Pemkot Batu yang meminta sebisa mungkin tidak melanjutkan ekspedisi 'Usut Tuntas' ini," kata Dyan pada Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Ingatkan Tragedi Kanjuruhan Belum Tuntas, Pria Asal Kota Batu Bersepeda ke Jakarta Bawa Keranda

Dyan mengatakan, informasi yang didapatkan dari salah satu anak Midun bahwa ayahnya dari awal sempat diminta untuk tidak berangkat dengan membawa keranda.

Midun dan keluarganya juga dijanjikan akan diajak rekreasi bila tidak melanjutkan perjalanannya.

Namun, Midun tetap memilih bersepeda dari Malang dengan melanjutkan ke Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Namun, Dyan menerima informasi bahwa istri Midun, Nowo Dyah Sihkanti (46), didatangi oleh kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu. Hal itu diduga untuk membujuk Midun tidak melanjutkan perjalanannya.

"Salah satu anaknya komunikasi dengan saya, bahwa istrinya Pak Midun ini didatangi kepala Dinas Pariwisata beserta jajarannya untuk diajak menemui Pak Midun di Gelora Delta Sidoarjo," katanya.

Dyan menyampaikan bahwa Midun tetap ingin menuntaskan ekspedisi bersepedanya hingga ke Jakarta. Namun, Midun juga terbebani dengan pikiran nasib dari keluarganya.

"Tadi sudah sempat saya kontak siang masih di Gelora Delta Sidoarjo, kalau keinginan Pak Midun inginnya terus melanjutkan perjalanan, tapi beliau kepikiran keluarganya di rumah karena didatangi orang-orang dari kantornya," katanya.

Baca juga: Kisah Pasutri Asal Purwokerto Naik Haji dengan Bersepeda, Tempuh Perjalanan 8 Bulan ke Arab Saudi

Meski begitu, Midun tetap melanjutkan bersepeda dari Stadion Gelora Delta Sidoarjo menuju Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, dengan membawa keranda.

Dyan juga heran dengan permintaan kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu, karena aksi yang dilakukan Midun dilakukan saat dia mengambil cuti.

"Dan, pimpinannya mengetahui bahwa Pak Midun ambil cuti untuk melakukan misi ini," katanya.

Menanggapi hal tersebut, pihak TGA menyayangkan sikap dari Pemkot Batu. Menurutnya, aksi yang dilakukan Midun merupakan bentuk kebebasan berekspresi dalam menyuarakan pendapat.

"Setiap orang berhak mengeluarkan pendapat dan berekspresi selama masih didalam hal yang wajar. Apalagi Pak Midun ini bawa misi kemanusiaan dan memberitahukan kepada masyarakat Indonesia bahwa Tragedi Kanjuruhan masih perlu diurusi dengan serius oleh pemerintah, terutama dalam hal keadilan," katanya.

Saat dihubungi melalui sambungan telepon WhatsApp, Kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu Arief As Siddiq tidak mengangkat meski berdering.

Sedangkan, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai membantah adanya desakan kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu yang meminta Midun tidak melanjutkan perjalanannya.

"Tidak benar itu. Malah beliau (Kepala Dinas Pariwisata Pemkot Batu) menanyakan bagaimana kondisi fisiknya (Pak Midun) dan apakah sudah mengurus izin cuti, karena beliau adalah ASN," kata Aries saat dihubungi secara singkat melalui pesan WhatsApp.

Aries mengatakan, Midun telah mengajukan cuti untuk kegiatannya tersebut.

"Kalau beliau mengajukan cuti, berarti yang dilaksanakan atas nama pribadi dan bukan sebagai ASN. Menurut informasi Kadisnya sudah diajukan izin cuti," katanya.

Bersepeda untuk keadilan 

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Miftahudin Ramli (53) asal Jalan Darsono, Kota Batu, Jawa Timur, tengah melakukan perjalanan dengan bersepeda menuju Jakarta. Aksinya itu sebagai bentuk keprihatinan atas belum tuntasnya penanganan Tragedi Kanjuruhan.

"Tidak melupakan dan tidak terulang seperti Tragedi Kanjuruhan, tujuannya itu sebenarnya, melalui ekspedisi ini juga melewati stadion-stadion dengan misi yang sama," kata pria yang akrab disapa Midun ini pada Kamis (3/8/2023).

Menariknya, Midun bersepeda dengan membawa replika keranda yang tersambung di bagian belakang. Replika keranda itu merupakan simbol menuntut keadilan hilangnya 135 nyawa dalam Tragedi Kanjuruhan.

"Untuk perbekalan yang dibawa, ada baju, peralatan sepeda seperti pompa angin, sama lain-lain," katanya.

Persiapan yang dilakukan hanya satu bulan, termasuk merancang sendiri untuk desain sepedanya itu sehingga berbentuk sedemikian rupa. Untuk rencana rute yang dilewati menuju ke Jakarta melalui jalan di sisi pantai utara.

Mulai dari Malang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, cirebon, Jatibarang, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi dan Jakarta.

Sedangkan, rencana stadion yang akan dilewati antara lain Stadion Kanjuruhan, Gajayana, Gelora Delta Sidoarjo, Bung Tomo, Joko Samudro, dan Stadion Gelora Bung Karno.

"Finish-nya di Senayan, mohon doanya untuk diberi kekuatan," katanya.

Pria yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pariwisata Kota Batu ini menargetkan sampai di Jakarta bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang.

Baca juga: Pasutri Asal Purwokerto Naik Haji dengan Bersepeda, Jual Mobil untuk Bekal Perjalanan

Midun juga tidak memiliki agenda pertemuan khusus dengan instansi pemerintah atau lainnya. Dia hanya berharap, aksinya itu bisa didengar oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir supaya terus mendukung penanganan tuntas Tragedi Kanjuruhan dan tidak ada kekerasan lagi dalam sepak bola di dalam negeri.

"Tidak ada target, intinya menyalurkan eskpresi serta bertemu dengan para pecinta sepak bola. Paling penting yaitu jangan sampai tragedi-tragedi yang sampai memakan korban jiwa dalam sepak bola terulang kembali," katanya.

Aksi yang dilakukan Midun juga didukung oleh istrinya, Nowo Dyah Sihkanti (46). Dyah mengatakan bahwa suaminya itu memiliki hobi traveling.

"Setiap tahun memang suami saya ini selalu mengagendakan untuk cuti, pernah sepeda motoran trail ke luar pulau Jawa, mendaki gunung juga. Saya mendoakan semoga selamat, sehat terus, dan sukses kegiatannya ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Surabaya
Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Surabaya
70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

Surabaya
Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang, Pelaku: Saya Minta Maaf

Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang, Pelaku: Saya Minta Maaf

Surabaya
Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang

Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang

Surabaya
Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Surabaya
3 Tersangka Kasus Film 'Guru Tugas' Terancam 6 Tahun Penjara

3 Tersangka Kasus Film "Guru Tugas" Terancam 6 Tahun Penjara

Surabaya
Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film 'Guru Tugas', Sutradara dan Pemain

Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film "Guru Tugas", Sutradara dan Pemain

Surabaya
Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Surabaya
Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Surabaya
4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com