Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petik Laut dan Ungkapan Syukur Nelayan di Blitar

Kompas.com, 4 Agustus 2023, 07:11 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Petik Laut yang rutin digelar di Pantai Tambakrejo setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa merupakan ritual tradisional untuk mengungkapkan syukur atas penghidupan yang diberikan oleh laut selatan Jawa berupa hasil tangkapan ikan. Ungkapan syukur itu diwujudkan dalam sesaji yang dipersembahkan kepada kekuatan yang diyakini menjadi penjaga laut selatan Jawa.

Persembahan pada upacara Petik Laut di Pantai Tambakrejo berisi dua gunungan yang masing-masing tersusun dari ketan dan buah-buahan. Selain itu, terdapat juga satu kepala kambing dan lima ingkung ayam.

“Ini sudah turun-temurun. Nenek moyang kami untuk selalu melakukan ini, persembahan kepada laut selatan, kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas tangkapan ikan yang menghidupi keluarga nelayan,” ujar Kusdiyanto, Ketua Forum Nelayan Tambakrejo.

Baca juga: Tak Mau Beri Ikan ke Preman, Buruh Nelayan di Makassar Diparang hingga Jarinya putus

Pada masa lalu, jauh sebelum pelabuhan perikanan dibangun, ketika nelayan di Tambakrejo hanya bisa menangkap ikan dengan jala di perairan dangkal pinggiran pantai, atau kemudian baru segelintir nelayan yang memiliki perahu dayung kecil, ritual petik laut sudah dijalani.

Memberikan sesaji ke laut selatan menjadi ungkapan syukur atas keberuntungan mendapatkan sumber penghidupan yang lestari, sementara sebagian besar warga lain di wilayah Blitar selatan hanya dapat bertani di lahan tadah hujan di tanah yang didominasi batuan karst yang gersang.

Baca juga: Operasi 7 Hari Tak Buahkan Hasil, SAR Setop Pencarian Nelayan Hilang di Sikka NTT

“Dulu ritual ini dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil terdiri dari dua hingga lima keluarga nelayan. Sesaji yang harus ada adalah kepala kambing kendit,” tutur Kusdiyanto merujuk pada kambing dengan warna bulu membentuk garis melingkar di area perut.

Tradisi petik laut mulai digelar secara bersama-sama oleh seluruh nelayan Pantai Tambakrejo sekitar tahun 2012. Tradisi itu berubah menjadi semacam pesta tahunan nelayan dengan tujuan tambahan untuk menarik wisatawan ketika Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai membangun pelabuhan perikanan yang diresmikan tahun 2016.

Sejak itu, jumlah nelayan pun berkembang pesat. Dari belasan perahu kecil menjadi puluhan dan kini sudah ada lebih dari 150 perahu kecil bertenaga motor 15 PK dan lebih dari 30 perahu berukuran 10 GT hingga 30 GT yang dilengkapi dengan jaring pukat cincin (purse sein).

“Jumlah nelayan sudah sekitar 1.000 orang saat ini. Kalau setiap tahun hasil tangkapan ikan sudah ribuan ton,” ujar seorang pengurus Forum Nelayan Tambakrejo, Pinariyanto, sembari menambahkan adanya sumbangan PAD Rp 170 juta per tahun ke kas Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari Pelabuhan Perikanan Tambakrejo.

Upaya menjadikan menarik wisatawan dilakukan dengan menambahkan perlombaan perahu hias pada rangkaian upacara Petik Laut. Lomba diikuti oleh sekitar ratusan perahu yang bahkan sebagian datang dari pantai-pantai lain di sekitar Pantai Tambakrejo.

“Hadiahnya tidak seberapa, tapi ini menjadi penyemangat bagi para nelayan untuk ikut memeriahkan tradisi Petik Laut. Kami juga membagikan banyak door prize ke peserta,” kata Ketua Panitia Petik Laut, Riyanto.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau