Petik Laut yang rutin digelar di Pantai Tambakrejo setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa merupakan ritual tradisional untuk mengungkapkan syukur atas penghidupan yang diberikan oleh laut selatan Jawa berupa hasil tangkapan ikan. Ungkapan syukur itu diwujudkan dalam sesaji yang dipersembahkan kepada kekuatan yang diyakini menjadi penjaga laut selatan Jawa.
Persembahan pada upacara Petik Laut di Pantai Tambakrejo berisi dua gunungan yang masing-masing tersusun dari ketan dan buah-buahan. Selain itu, terdapat juga satu kepala kambing dan lima ingkung ayam.
“Ini sudah turun-temurun. Nenek moyang kami untuk selalu melakukan ini, persembahan kepada laut selatan, kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas tangkapan ikan yang menghidupi keluarga nelayan,” ujar Kusdiyanto, Ketua Forum Nelayan Tambakrejo.
Baca juga: Tak Mau Beri Ikan ke Preman, Buruh Nelayan di Makassar Diparang hingga Jarinya putus
Pada masa lalu, jauh sebelum pelabuhan perikanan dibangun, ketika nelayan di Tambakrejo hanya bisa menangkap ikan dengan jala di perairan dangkal pinggiran pantai, atau kemudian baru segelintir nelayan yang memiliki perahu dayung kecil, ritual petik laut sudah dijalani.
Memberikan sesaji ke laut selatan menjadi ungkapan syukur atas keberuntungan mendapatkan sumber penghidupan yang lestari, sementara sebagian besar warga lain di wilayah Blitar selatan hanya dapat bertani di lahan tadah hujan di tanah yang didominasi batuan karst yang gersang.
Baca juga: Operasi 7 Hari Tak Buahkan Hasil, SAR Setop Pencarian Nelayan Hilang di Sikka NTT
“Dulu ritual ini dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil terdiri dari dua hingga lima keluarga nelayan. Sesaji yang harus ada adalah kepala kambing kendit,” tutur Kusdiyanto merujuk pada kambing dengan warna bulu membentuk garis melingkar di area perut.
Tradisi petik laut mulai digelar secara bersama-sama oleh seluruh nelayan Pantai Tambakrejo sekitar tahun 2012. Tradisi itu berubah menjadi semacam pesta tahunan nelayan dengan tujuan tambahan untuk menarik wisatawan ketika Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai membangun pelabuhan perikanan yang diresmikan tahun 2016.
Sejak itu, jumlah nelayan pun berkembang pesat. Dari belasan perahu kecil menjadi puluhan dan kini sudah ada lebih dari 150 perahu kecil bertenaga motor 15 PK dan lebih dari 30 perahu berukuran 10 GT hingga 30 GT yang dilengkapi dengan jaring pukat cincin (purse sein).
“Jumlah nelayan sudah sekitar 1.000 orang saat ini. Kalau setiap tahun hasil tangkapan ikan sudah ribuan ton,” ujar seorang pengurus Forum Nelayan Tambakrejo, Pinariyanto, sembari menambahkan adanya sumbangan PAD Rp 170 juta per tahun ke kas Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari Pelabuhan Perikanan Tambakrejo.
Upaya menjadikan menarik wisatawan dilakukan dengan menambahkan perlombaan perahu hias pada rangkaian upacara Petik Laut. Lomba diikuti oleh sekitar ratusan perahu yang bahkan sebagian datang dari pantai-pantai lain di sekitar Pantai Tambakrejo.
“Hadiahnya tidak seberapa, tapi ini menjadi penyemangat bagi para nelayan untuk ikut memeriahkan tradisi Petik Laut. Kami juga membagikan banyak door prize ke peserta,” kata Ketua Panitia Petik Laut, Riyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.