Kiai Abdul Karim adalah anak dari Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sementara, Sayyid Sulaiman adalah cucu dari Sunan Gunung Jati.
Ibu dari Syaikhona Kholil bernama Syarifah Khodijah, yang merupakan putri Kiai Abdullah bin Ali Akbar bin Sayyid Sulaiman.
Sejak kecil, Syaikhona Kholil ditempa ayahnya dengan berbagai ilmu di lingkungan pesantren, antara lain Fikih maupun Ilmu Nahwu (struktur kalimat bahasa Arab).
Setelah bekal ilmunya cukup, Kiai Latif mengirimkan Syaikhona Kholil mengembara ke berbagai pesantren untuk belajar, antara lain Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Cangaan di Pasuruan, Pesantren Keboncandi, dan Pesantren Sidogiri.
Baca juga: Dijuluki Guru Para Pahlawan, Syaikhona Kholil Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Setelah belajar di berbagai pesantren, Syaikhona Kholil kemudian memutuskan menikah dengan Nyai Asyik, putri Lodra Putih dalam usia 24 tahun.
Pengembaraan Syaikhona Kholil dalam menimba ilmu belum usai, dia mencari ilmu hingga ke Mekkah. Syaikhona Kholil menumpang kapal laut sambil berpuasa untuk sampai ke Tanah Suci.
Di Tanah Suci tersebut, Syaikhona Kholil berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syekh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, Syekh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki, dan Syekh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani.
Syaikhona Kholil kemudian memutuskan kembali ke kampung halamannya setalah menimba ilmu di Mekkah. Dia kemudian mendirikan pesantren di Jengkebuwen, Madura.
Syaikhona Kholil wafat pada tanggal 29 Ramadhan 1343 H atau 24 April 1925 M.
Makam Syaikhona Kholil Bangkalan buka selama 24 jam.
Bagi pengunjung yang ingin memasuki makam tidak dikenakan biaya.
Editor: Aryo Putranto Saptohutomo
Sumber:
tribunjatimtravel.tribunnews.com,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.