Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu 2024, Ketua PP Muhammadiyah Ingatkan Adab Berpolitik

Kompas.com - 17/05/2023, 16:15 WIB
Nugraha Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Salah satu organisasi Islam besar di Indonesia yakni Muhammadiyah memiliki pengikut puluhan juta kader.

Kondisi tersebut dapat menjadi sasaran empuk bagi para pelaku politik praktis untuk mendulang suara saat Pemilu 2024.

Salah satu Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, M Busyro Muqoddas mengatakan, bukan menjadi masalah bila adanya kader Muhammadiyah yang terjun ke dunia politik. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk aktualisasi dalam berdemokrasi.

Baca juga: Haedar Nashir Tegaskan Muhammadiyah Tak Terlibat Politik Praktis

"Jadi aktivis dari manapun juga termasuk dari Muhammadiyah juga, termasuk dari kampus, itu ketika sudah mengambil satu keputusan untuk berkhidmat di bidang politik praktis, itu sebetulnya kami memaknai itu suatu bentuk aktualisasi komitmen berdemokrasi," kata Busyro Muqoddas pada Rabu (17/5/2023) saat ditemui di Kota Malang, Jawa Timur.

Dia hanya mengingatkan, pentingnya adab ketika berpolitik praktis. Namun, diharapkan pemerintah memberikan jaminan kebebasan berpolitik bagi masyarakat.

"Termasuk dari Muhammadiyah ketika mengambil keputusan untuk berkhidmat di bidang politik praktis tapi tidak diberi infrastruktur dan suprastruktur berupa UU yang menjamin kebebasan politik yang beradab," katanya.

Mantan Wakil Ketua dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berpandangan, saat ini telah terjadi degradasi moral dalam berpolitik di Indonesia.

Kondisi itu sangat disayangkan karena menunjukkan adanya kelunturan etika berdemokrasi.

"Apakah orang-orang yang ingin menjaga marwah dalam rangka komitmen menjaga demokrasi dan berkebangsaan itu tidak mengalami proses-proses peluruhan atau degradasi atau demoralisasi ketika UU berkaitan dengan politik, UU Parpol, UU Pemilu, UU Pilkada, produknya seperti politik praktis sekarang ini," katanya.

"Muhammadiyah orientasinya kepada rakyat dalam konteks negara, kita pikirkan negara, kita prihatinkan negara, tapi kita juga memberikan solusi bagaimana negara ini dikelola semakin berbasis etika keilmuan, etika demokrasi, dan kejujuran secara kelembagaan," tambahnya.

Muhammadiyah melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) bersama perguruan tinggi organisasi tersebut juga tengah melakukan konsolidasi antar-para tokoh.

Kegiatan itu membahas soal politik, kebangsaan dan kebijakan publik yang hasilnya akan dibawa ke rapat kerja nasional.

Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah Kecam Penembakan di Kantor MUI: Tak Penting Motifnya, Harus Diproses Hukum

"Hasilnya nanti setelah lima regional meeting ini kami akan melakukan rakernas. Rakernas ini untuk memotret situasi terkait dengan politik, ekonomi, demokrasi di semua sektor di seluruh Indonesia dan nanti hasilnya akan kami sampaikan, terutama kepada lembaga negara sebagai komitmen kami, yang kedua kepada unsur-unsur masyarakat sipil lainnya karena jangan sampai dilupakan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Surabaya
Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Surabaya
70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

Surabaya
Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang, Pelaku: Saya Minta Maaf

Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang, Pelaku: Saya Minta Maaf

Surabaya
Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang

Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang

Surabaya
Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Surabaya
3 Tersangka Kasus Film 'Guru Tugas' Terancam 6 Tahun Penjara

3 Tersangka Kasus Film "Guru Tugas" Terancam 6 Tahun Penjara

Surabaya
Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film 'Guru Tugas', Sutradara dan Pemain

Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film "Guru Tugas", Sutradara dan Pemain

Surabaya
Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Surabaya
Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Surabaya
4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com