Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bacaleg Gerindra Daftar Naik Kuda, PKB Bawa Rubicon, Saat Sampai Berkas Ditolak KPU Banyuwangi

Kompas.com, 13 Mei 2023, 21:32 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pendaftaran bakal calon legislatif (bacaleg) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengundang perhatian publik, Sabtu (13/5/2023).

Hal itu karena masing-masing ketua partai maupun bacaleg, berangkat menuju kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi dengan cara yang tak biasa.

Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi, Abdul Malik Syafaat, datang bersama rombongan elite partai dengan menaiki mobil mewah Rubicon hitam.

Baca juga: Ikuti Jejak Ridwan Kamil, Atalia Gabung Golkar dan Langsung Daftar Jadi Caleg

"Kami datang bersama para rombongan pengurus partai, kader, dan bacaleg," kata Gus Malik, sapaan akrab Abdul Malik Syafaat, Sabtu.

Selain mobil mewah, rombongan elit PKB Banyuwangi juga datang ke Kantor KPU Banyuwangi dengan menggunakan truk tronton.

Puluhan pengurus hingga simpatisan partai besutan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin itu, nampak bergembira menyambut pesta demokrasi 2024.

Baca juga: Wartawan dan Kepala Sekolah Daftar Jadi Caleg di Kabupaten Lebak

Sedangkan Ketua Partai Gerindra Banyuwangi, Naufal Badri, datang ke Kantor KPU Banyuwangi dengan menunggang kuda berwarna coklat kehitaman.

Di atas kudanya, Naufal menenteng tongkat komando sebagai tanda seorang pemimpin tertinggi Gerindra.

Kader partai besutan Prabowo Subianto itu juga nampak kompak menggunakan kostum setelan baju warna putih dan celana krem.

"Ini sesuai dengan perintah partai," ujar Naufal.

Namun sayangnya, euforia kegembiraan pendaftaraan bacaleg dari dua partai tersebut berlangsung singkat. Sebab KPU Banyuwangi menolak berkas keduanya.

"Berkas pengajuan PKB dinyatakan dikembalikan. Karena ada ketidaksesuaian nomor urut bacaleg pada surat persetujuan DPP, aplikasi silon, dan dokumen fisik,'' kata Ketua KPU Banyuwangi, Dwi Anggraeni.

Hal sama terjadi pada Partai Gerindra. KPU Banyuwangi menyebut, berkas pengajuan Partai Gerindra belum lengkap.

“Partai Gerindra juga sama, dikembalikan karena berkas pengajuan masih belum lengkap,” ungkap Dwi.

Menanggapi itu, Ketua PKB Banyuwangi menyatakan, ada ketidakcocokan satu data nomor Bacaleg, sehingga berkasnya ditolak.

“Nanti malam kendala teknis di berkas itu sudah selesai,” tegas Gus Malik.

Sementara itu, penolakan berkas Partai Gerindra Banyuwangi karena adanya ganjalan pada SK bacaleg dari DPP.

"Yakni SK bacaleg yang diunggah di Silon KPU, masih SK lama atau SK bacaleg usulan. Di mana di situ terdapat 1 orang bacaleg yang belum terdaftar," ucap Naufal Badri.

Sebagai informasi, KPU Banyuwangi pada Sabtu ini menerima pendaftaran 4 partai. Yakni PBB, PKB, Gerindra, dan Partai Ummat.

Berkas bacaleg Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Ummat dinyatakan diterima. Sedangkan berkas bacaleg Partai Gerindra dan PKB dikembalikan alias belum lengkap.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau