Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buru Komplotan Pencuri Motor Bersenjata di Surabaya, 1 Orang Ditangkap

Kompas.com, 8 Mei 2023, 14:35 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Tim Antibandit Polsek Wonocolo Polrestabes Surabaya menangkap satu di antara lima orang komplotan maling motor bersenjata celurit yang beraksi di sejumlah lokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Adapun tersangka yang berhasil ditangkap adalah AKJ (26), pemuda asal Bangkalan, Jawa Timur.

Tersangka selama ini bekerja sebagai tukang parkir di sebuah minimarket di kawasan Bangkalan.

Baca juga: Pemkot Surabaya Minta Maaf kepada Warga yang Tak Bisa Masuk Festival Rujak Uleg 2023

Bawa senjata tajam

Kapolsek Wonocolo Kompol Bayu Halim Nugroho mengatakan, tersangka selalu mempersenjatai diri dengan membawa celurit yang diselipkan di balik pakaiannya selama beraksi.

Biasanya, saat melakukan pencurian di sebuah lokasi, tersangka AKJ ditemani seorang temannya yang berjumlah lima orang berdasarkan pengakuan tersangka selama penyidikan.

Bayu menjelaskan, tersangka sudah satu tahun bergabung dengan komplotan curanmor. Bahkan, dia sudah melakukan aksi curanmor sebanyak lima kali di berbagai tempat yang menjadi target sasaran.

Baca juga: Kemeriahan Festival Rujak Uleg Surabaya 2023, Ada Cobek Jumbo dan Simbol Kemajemukan

Adapun salah satu lokasi yang menjadi incaran adalah di Kecamatan Wonocolo, tepatnya di Jalan Bendul Merisi dan Jalan Wonocolo Gang Pabrik Kulit.

Tersangka AKJ mengaku mendapatkan upah Rp 800.000 setiap kali berhasil melakukan pencurian sepeda motor.

"Modus operandinya, dia sambil jalan-jalan mengawasi area permukiman. Kemudian dua TKP di wilayah Wonocolo ini, (eksekusi pencurian) dilaksanakan dini hari," kata Bayu dikonfirmasi, Senin (8/5/2023).

Peran

Menurut Bayu, pola aksi komplotan tersangka AKJ berjejaring. Ada yang bertugas melakukan pemantauan di lokasi permukiman yang terdapat motor tanpa pengawasan ketat.

Ada pula yang membagikan informasi dengan cara memberikan titik lokasi kepada temannya sesama komplotan yang bertindak sebagai eksekutor.

Setelah itu, dua orang tim eksekutor tersebut akan berangkat dari Kabupaten Bangkalan, Jatim, untuk langsung menuju ke lokasi yang telah ditandai oleh temannya.

Bermodal besi tuas kunci T, anggota yang bertindak sebagai eksekutor melakukan aksi pencurian motor.

Sepeda motor korban yang telah dikuasai akan langsung dibawa kabur ke seorang penadah kenalannya di Bangkalan sesegera mungkin.

Baca juga: Dosen UM Surabaya Sebut Penyebab dan Cara Atasi Karies Gigi pada Anak

"Dia saat aksi bawa kunci T dan sajam (celurit). Sajam ini digunakan mereka untuk mengamankan diri saat beraksi," katanya.

Setelah dianalisis semua keterangan tersangka AKJ. Ternyata komplotan bandit curanmor tersebut selalu menargetkan motor warga yang tinggal di permukiman padat penduduk, seperti bangunan atau komplek indekos.

"TKP dia rata-rata kos-kosan yang notabene akses keluar masuk gampang," kata dia.

Baca juga: Cerita Korban Pencurian di Rest Area, Pintu Mobil Dirusak Saat Ditinggal ke Toilet, 2 Laptop Raib

Otak aksi diburu

Kanit Reskrim Polsek Wonocolo Iptu Sutrisno mengatakan, pihaknya telah menargetkan pengejaran terhadap teman tersangka AKJ, yakni laki-laki berinisial CJ.

CJ disinyalir menjadi otak atau pimpinan utama komplotan curanmor bersajam yang telah beraksi di banyak lokasi di Kota Surabaya.

Berdasarkan pengakuan tersangka AKJ, CJ telah beraksi melakukan pencurian di lima lokasi. Dua lokasi di antaranya kawasan Kecamatan Wonocolo, Surabaya.

Kini, pelaku CJ telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Satreskrim Polrestabes Surabaya, untuk diburu keberadaannya.

Sutrisno menyebutkan, komplotan yang dipimpin pelaku memiliki pola aksi yang berjejaring dan mobiling.

Berjejaring yang dimaksud adalah, komplotan CJ dan AKJ Cs memiliki teman atau pelaku lain yang terlibat dalam aksi mereka.

Kemudian, komplotan tersebut akan terus berkeliling ke sejumlah area permukiman padat penduduk, terutama bangunan kosan, pada malam hari hingga subuh

Menurutnya mereka tidak memiliki tempat pertemuan atau markas di Kota Surabaya.

Namun, mereka bakal berangkat langsung dari tempat persembunyian di salah satu kawasan di Kabupaten Bangkalan, melintasi Jembatan Suramadu.

"Pelaku itu (CJ) sudah masuk DPO dan sedang kami buru. Cara aksi mereka berkeliling dan mengincar motor warga di permukiman kosan di Surabaya," kata Sutrisno.

Sutrisno menduga, jumlah komplotan curanmor yang mempersenjatai diri menggunakan celurit saat beraksi itu memiliki jumlah komplotan lebih dari lima orang.

Oleh karena itu, sejak beberapa pekan lalu, Tim Antibandit Polsek Wonocolo terus melakukan pengintaian dan pengejaran terhadap keberadaan anggota komplotan curanmor berbahaya itu di Pulau Madura.

"Mohon waktu. Anggota kami masih di lapangan untuk melakukan pengejaran. Tentu setiap perkembangan penyelidikan kasus, kami akan ungkap ke publik," tutur dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau