Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istrinya Jadi PRT dan Disiksa Majikan di Malaysia, Sugimin: Badan Gemetar, Menangis Saat Dikabari KBRI

Kompas.com - 03/05/2023, 06:16 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sugimin (46), suami dari I (39), Pekerja Rumah Tangga (PRT) asal Banyuwangi mengaku syok mendapat kabar sang istri tercinta menjadi korban penganiayaan majikannya di Malaysia.

Sugimin yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan itu tak menyangka, niat baik sang istri untuk merubah nasib keluarga berubah menjadi petaka.

Baca juga: PRT Asal Banyuwangi Disiksa di Malaysia, Disetrika dan Disiram Air Panas

Badan gemetar dan menangis

Bahkan, saat awal mendapat telepon dari KBRI di Malaysia tentang kondisi istrinya, tubuh Sugimin langsung gemetar. Dia menangis dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Dapat telepon itu badan saya gemetar. Saya enggak bisa nahan tangis dikabari dari KBRI Malaysia. Ya Allah kok bisa sampai seperti itu istri saya," kata Sugimin saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: Pemkab Pantau Kesehatan dan Kepulangan PRT Asal Banyuwangi yang Disiksa di Malaysia lewat KBRI

Saat menerima kabar dari KBRI Malaysia itu, dirinya baru pulang dari bekerja sebagai buruh tani di ladang sawah tetangganya.

"Awalnya yang angkat telepon itu anak saya. Terus dikasih tahu kalau saya sedang di sawah. Kemudian dari KBRI telepon lagi baru saya yang ngangkat," ujarnya.

Ingin perbaiki ekonomi

Sugimin bercerita, istrinya berangkat ke Malaysia karena masalah ekonomi. Sebenarnya, warga Desa Sraten, Kecamatan Cluring itu sempat menolak permintaan sang istri untuk berangkat ke luar negeri.

"Saya bilang sabar dulu, rezeki sudah ada yang ngatur. Kita pelan-pelan bangun ekonomi keluarga. Tapi istri tetap ingin berangkat. Ya sudah enggak apa apa, yang penting hati-hati," ungkap Sugimin.

Sugimin mengaku sang istri tergiur berangkat ke luar negeri, atas iming-iming dari seorang petugas lapangan (PL) asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring.

"Saya sama istri kan jualan cilok dulu di depan sekolahan. Terus ada temannya yang nawarin kerjaan ke luar negeri. Lha istri saya tertarik. Dari situ akhirnya mau berangkat," kata Sugimin.

Tawaran ke luar negeri itu pun sebenarnya tidak begitu jelas, sebab Sugimin dan istri tidak tahu akan mendapat upah berapa.

"Pokoknya katanya kerja di rumah tangga. Dan kontrak dua tahun. Soal bayaran tidak tahu berapa," ujarnya.

Setelah memantapkan niat, sekitar bulan Desember 2021, istrinya akhirnya mengurus sejumlah syarat dokumen penting untuk keberangkatannya ke luar negeri.

"Awalnya ditawari kerja ke Singapura. Tapi entah kenapa tiba-tiba kerjanya di Malaysia. Sempat medical check di Jember waktu itu," terang Sugimin.

Baca juga: Puncak Arus Balik Diprediksi Hari Ini dan Besok, Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Terapkan Delaying System

Berangkat ke Malaysia

Singkat cerita, saat berkas dokumen sudah lengkap, sekitar bulan Februari 2022 istri Sugimin berangkat.

Kepergiannya dilepas dengan haru oleh anggota keluarga, termasuk kedua anaknya yang saat itu masih berusia 16 dan 6 tahun.

Menurut Sugimin, istrinya tersebut berangkat melalui jalur darat. Dia sempat transit di Kota Malang hingga akhirnya berhenti di Kota Batam.

Dari Batam, istri Sugimin itu melanjutkan perjalanan via jalur laut ke Singapura dan berakhir di Malaysia.

Baca juga: Kecam Penyiksaan PRT Indonesia di Malaysia, Anggota DPR: Usut Tuntas Agen Pemberangkatannya

"Katanya agen disana, berangkat lewat darat untuk menghindari pemeriksaan petugas. Karena saya enggak tahu ya saya manut aja," terang Sugimin.

Setelah sampai di Malaysia, Sugimin sempat dihubungi oleh seorang agen bernama Jack Lo. Dia mendapat kabar bahwa sang istri telah bekerja.

"Istri saya katanya akan dibayar 1.300 Ringgit Malaysia. Kalau disini sekitar Rp 4,2 juta," tutur Sugimin.

Tak boleh pegang ponsel

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, (tengah) telah menjenguk PRT asal Indonesia yang jadi korban kekerasan oleh majikan di Malaysia, yakni Nani-bukan nama sebenarnya-di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023.KBRI di Kuala Lumpur Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, (tengah) telah menjenguk PRT asal Indonesia yang jadi korban kekerasan oleh majikan di Malaysia, yakni Nani-bukan nama sebenarnya-di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023.

Beberapa saat setelah diterima kerja di Malaysia, kondisinya baik-baik saja. Tidak ada hal yang aneh maupun janggal. Hanya saja, sang istri tidak boleh memegang ponsel selama bekerja disana.

"Sempat kontak saya, katanya enggak boleh bawa HP di sana. Saya iyain aja, mungkin itu aturan di sana. Saya bilang ya sudah sabar, yang penting saya tahu kabar sampean baik-baik di sana sudah tenang," ungkapnya.

Namun lama kelamaan, kontak HP sang istri tidak bisa dihubungi. Mulai saat itu Sugimin agak cemas dengan kondisi I.

"Saya kemudian dapat WA voice note dari temannya istri yang ngabari ke keluarga. Kebetulan katanya orang Banyuwangi juga, ketemu pas di Pasar Malaysia sana katanya," katanya.

"Dikabari bahwa, selama enam bulan HP sang istri disita majikan," imbuh Sugimin.

Baca juga: Batu Bata Kuno Ditemukan di Banyuwangi, Diduga dari Era Kerajaan Majapahit

Beberapa bulan setelah itu, Sugimin hilang kontak dengan sang istri. Dan baru beberapa hari terakhir mendapat kabar dari KBRI Malaysia bahwa sang istri dianiaya oleh majikannya.

"Hari Minggu kemarin saya ditelepon KBRI Malaysia," ujarnya.

Karena bingung, akhirnya Sugimin memberanikan diri menghubungi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, yang kebetulan kantornya tak jauh dari rumahnya.

"Saya akhirnya meminta bantuan," ujarnya.

SBMI Banyuwangi yang menerima aduan itu langsung melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait.

"Setelah kita cek, kita langsung koordinasi dengan Pemkab Banyuwangi, BP2MI, Pemdes, maupun jaringan kita yang ada di Malaysia," kata Ketua SBMI Banyuwangi, Agung Sebastian.

Terkait kepulangan korban, SBMI juga menunggu arahan dari Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI maupun KJRI di Malaysia, selaku pihak yang mengurus korban.

"Menunggu arahan dari sana. Kita berharap jika sudah memungkinkan agar segera pulang ke Banyuwangi," terang Agung.

Baca juga: Waspadai Perekrutan Baru PRT Anak, Saat Ini Jumlahnya Tembus 360.000

Penjelasan kepala desa

Sementara itu Kepala Desa Sraten, Arif Rahman membenarkan jika PRT yang mengalami penyiksaan di Malaysia tersebut adalah warganya.

"Benar itu warga saya. Namun kita cek di arsip pada Maret 2022, tidak ada laporan masuk ke kami," kata Rahman kepada Kompas.com.

Rahman mengaku baru mendengar kabar warganya disiksa di Malaysia tersebut tadi malam, setelah ada salah satu warganya yang melapor.

"Kita langsung koordinasi dan kami langsung temui suami korban tadi malam itu," ujar Rahman.

Menurutnya, saat ini pihak desa masih menunggu informasi lanjutan dari Pemkab Banyuwangi terkait penanganan lebih lanjut warganya itu.

"Yang kami lakukan menunggu informasi, karena kabar yang kita terima korban sudah dirawat dan ditangani langsung oleh pemerintah pusat," terang Rahman.

Baca juga: Mayat Laki-laki Ditemukan Membusuk di Rowo Biru Banyuwangi

Rahman juga meminta kepada pihak keluarga agar tidak terlalu khawatir, sebab pemerintah sudah turun tangan terkait dengan kasus tersebut.

Namun sebagai kepala desa, Rahman memohon dan mendesak kepada Pemkab Banyuwangi untuk benar-benar memperjuangkan warganya tersebut.

"Kami mohon kepada Pemkab Banyuwangi, untuk terus mengawal kasus ini. Kasian warga kami," ungkap Rahman.

Disiksa majikan

Sebelumnya diberitakan, PRT asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan akibat disetrika dan disiram air panas.

Kedua matanya pun terlihat hitam lebam akibat pukulan majikan. Gajinya pun tidak dibayar sejak ia bekerja pada Maret 2022.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono telah menjenguk korban di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023.

Korban bercerita bahwa majikannya mulai melakukan penyiksaan sejak September 2022.

Namun ia tidak berdaya karena dilarang ke luar rumah dan tidak diperbolehkan memegang alat komunikasi.

Baca juga: Pemkab Pantau Kesehatan dan Kepulangan PRT Asal Banyuwangi yang Disiksa di Malaysia lewat KBRI

Karena tidak tahan punggung dan lengannya disetrika, ia berteriak sekuat tenaga hingga didengar oleh tetangganya.

Teriakannya itulah yang mengakhiri penderitaan Korban setelah tetangga majikan melaporkan kepada kantor kepolisian setempat.

Polisi Resort Brickfield mengamankan korban pada 23 Maret 2023 selanjutnya membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Menurut kepolisian Brickfield, majikan perempuan telah ditahan. Penyiksaan terhadap korban selalu dilakukan di depan majikan laki-laki dan anak-anaknya.

Namun mirisnya tidak ada upaya untuk mencegah kebrutalan majikan perempuan kepada korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Surabaya
Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Surabaya
Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Surabaya
Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com