SUMENEP, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terkait bantuan bahan pokok ke Kepulauan Masalembu yang terisolasi imbas cuaca ekstrem.
Hal itu dilakukan usai aktivitas pelayaran di Kepulauan Masalembu lumpuh total selama dua pekan imbas cuaca ekstrem.
Kapal penumpang hingga logistik tak bisa berlayar menuju pulau yang secara geografis lebih dekat dengan Pulau Kalimantan itu.
Baca juga: Beras Langka di Pulau Masalembu Sumenep, Pemkab Diminta Turun Tangan
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi memastikan segera mendistribusikan bantuan bahan pangan kepada warga di Kepulauan Masalembu. Bantuan itu nantinya akan dikirim menggunakan armada dari TNI Angkatan Laut (AL).
Akan tetapi, pendistribusian tersebut masih harus menunggu instruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
"Kami sepenuhnya siap (pendistribusian logistik), tinggal menunggu (instruksi) gubernur (Khofifah Indar Parawansa). Karena Pulau Masalembu ini dekat ke Kalimantan,” kata Fauzi dalam keterangannya, Selasa (28/2/2023).
Fauzi menyebut, pihaknya tak bisa mendistribusikan bantuan dengan kapal penumpang. Sebab, aktivitas pelayaran belum bisa dilakukan lantaran belum mengantongi izin syahbandar.
Dalam suratnya, syahbandar menyatakan pelayaran baru bisa dilakukan setelah tanggal 2 Maret 2023.
Atas dasar itu, ia terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Pemprov Jatim untuk segera menyalurkan bantuan ke Pulau Masalembu.
"Saya sudah instruksikan kepada jajaran untuk segera menyiapkan bantuan dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait. Ini agar masyarakat Masalembu segera mendapatkan bantuan, juga kelangkaan bahan pangan bisa segera diselesaikan,” tuturnya.
"Menurut kepala BPBD Provinsi Jawa Timur, pada dasarnya (pendistribusian bantuan) sudah siap. Tinggal menunggu gubernur,” pungkasnya.
Sebelumnya, warga di Kepulauan Masalembu, Sumenep, mengaku kesulitan mendapatkan beras imbas tak ada pelayaran menuju Masalembu.
Tallib (53), warga Dusun Baru, Desa Masalima, Kepulauan Masalembu, mengaku, selama dua pekan daerahnya terisolasi dari aktivitas pelayaran. Akibatnya, beras langka.
"Beras mulai langka, dan kalau ada pun harganya sangat tinggi," kata Tallib kepada Kompas.com, (27/2/2023).
Baca juga: Terdampak Cuaca Ekstrem, Kapal Tongkang Hilang di Perairan Masalembu Sumenep
Tallib mengaku, kelangkaan berasa di Masalembu terjadi sejak satu pekan terakhir. Toko-toko kelontong yang biasanya menjual beras untuk kebutuhan warga kini terpantau kosong.
Kalau pun ada, harga yang diberikan lebih mahal dibandingkan dengan harga normal. Dari harga normal Rp 11.000 per kilogram menjadi Rp 16.000 per kilogram.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.