KOMPAS.com - Baru kuliah selama lima bulan di kampus Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), mahasiswa berinisial MR tewas diduga dianiaya senior.
Dugaan tersebut menguat setelah pihak keluarga menemukan sejumlah luka-luka tak wajar di tubuh korban.
"Soalnya bibir itu bengkak, pecah terus hidung kanan itu juga bengkak, dahi kanan kiri memar," ucap M Yani, ayah korban, dilansir dari Tribunnews.com.
Baca juga: Wanita di Tulungagung Dianiaya Anggota Perguruan Silat, Bupati Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku
"Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua, terus mulut mengeluarkan darah, enggak ada hentinya," tambahnya.
Selain itu, selama kuliah lima bulan di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya MR mengeluh sering dianiaya seniornya.
Hal itu, kata Yani, sempat membuat anaknya mengungkapkan keinginan untuk berhenti kuliah.
Saat itu Yani mencoba memberi dukungan kepada keputusan anaknya tersebut.
"Termasuk untuk memfasilitasi jikalau keluar dari kampus dan memilih menjadi wirausaha. Terus saya bilang gini, Nak, kalau enggak kuat keluar aja. Nanti kan cari usaha lain juga bisa. Iya sudah sering mengeluh," ujarnya.
Tak disangka, pada hari Minggu (5/2/2023), Yani mendapatkan kabar bahwa anaknya telah meninggal karena jatuh terpeleset di kampus.
Dirinya pun bergegas ke Rumah Sakit Sukolilo, Surabaya, untuk menjemput jenazah buah hatinya.
"Kalau penuturan kata pembinanya, terpeleset di kamar mandi, kan ya enggak masuk akal. Makanya saya laporkan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya Heru Widada mengatakan, kasus itu telah diserahkan penuh kepada Polrestabes Surabaya.
Ia mengatakan, ada 12 siswa yang sudah diperiksa polisi sebagai saksi.
"Sudah berjalan sejak tadi siang hingga saat ini," terangnya, Senin (6/2/2023).
Sejumlah mahasiswa yang diperiksa tersebut terdiri dari teman satu angkatan dan senior MR.