Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyakita Langka di Kabupaten Malang, Harga Sempat Naik Jadi Rp 15.500

Kompas.com, 16 Januari 2023, 16:10 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Produk minyak goreng program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita langka di pasaran Kabupaten Malang, Jawa Timur. Harganya pun sempat naik menjadi Rp 15.500 dari harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

Mustofa, salah satu pedagang di Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, mengatakan, Minyakita langka sejak 15 hari yang lalu. Akibatnya, para pedagang mengeluh karena minyak goreng itu menjadi salah satu minyak goreng yang paling dicari oleh masyarakat.

"Sudah langka, sejak sekitar 15 hari terakhir. Kami hanya menjual minyak goreng non-subsidi," ungkap Mustofa saat ditemui, Senin (16/1/2022).

Baca juga: Keluar Rumah Usai Pinjam Tali Skiping, Pria di Malang Ditemukan Tewas Bunuh Diri

Ia tidak tahu pasti penyebab langkanya minyak goreng tersebut. Menurutnya, selama 15 hari terakhir, distributor minyak goreng tersebut sudah tidak mengirim ke tokonya lagi.

"Kalau harganya dulu Rp 14.000 per liter. Tapi akhir-akhir sebelum langka ini, harganya naik Rp 15.500 per liter," ujarnya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 16 Januari 2023: Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Ringan

Yulia, pedagang lainnya, membenarkan bahwa minyak goreng merek Minyakita sulit didapat saat ini. Ia pun mengaku sudah tidak menjual selama kurang lebih 2 pekan terakhir.

Padahal, menurutnya minyak goreng itu sangat diminati masyarakat.

"Penyebabnya menurut informasi yang saya dapat karena subsidinya dicabut. Jadi tidak ada lagi, dan tidak tahu sampai kapan," ujarnya saat ditemui, Senin.

Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita yang dinilai murah langka di Kabupaten Malang. Para pedagang hanya menjual minyak goreng non subsidi.KOMPAS.COM/Imron Hakiki Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita yang dinilai murah langka di Kabupaten Malang. Para pedagang hanya menjual minyak goreng non subsidi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Mahila Surya Dewi mengimbau agar masyarakat tidak cemas dengan langkanya minyak goreng Minyakita yang selama ini dinilai murah.

Sebab, Pemerintah Kabupaten Malang telah menyiapkan minyak curah merek Kuda yang bisa dibeli seharga Rp 10.000 per liter.

"Jadi kami berharap masyarakat tidak resah dengan langkanya satu merek minyak itu. Kita ada minyak goreng merek Kuda, dan sudah kita support para distributor untuk menjual di bawah harga pasaran," jelasnya.

Baca juga: Nasib Malang Bocah di Bogor, Berniat Buat Konten Mengadang Truk tapi Malah Tewas Tertabrak

Hanya saja, minyak goreng merek itu menurut Mahila mempunyai kelemahan. Yakni, membuat masakan lebih cepat berbau.

"Tapi hal itu biasanya tergantung selera masing-masing masyarakat. Minyak ini adalah produksi lokal Kabupaten Malang," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau