Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Warga Ketapang Batuk-batuk dan Sakit Kulit akibat Bongkar Muat Bahan Semen di Pelabuhan Tanjungwangi

Kompas.com - 14/01/2023, 06:46 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Warga Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi mengeluhkan aktivitas bongkar muat bahan baku semen di Pelabuhan Tanjungwangi.

Warga yang bermukim di sekitar pelabuhan itu protes, dampak aktivitas bongkar muat bahan baku semen atau lingker itu menyebabkan lingkungan menjadi terganggu.

"Lingkungan kami kotor, debu masuk ke rumah-rumah," kata Indra Setiawan, warga setempat kepada Kompas.com, Jumat (13/1/2023) malam.

Indra mengatakan, selain lingkungan yang menjadi kotor, udara di pemukiman padat penduduk juga terganggu.

Baca juga: Kronologi Terbakarnya Gudang BBM Oplosan di Muara Enim, Ada Percikan Api Saat Bongkar Muat hingga 3 Orang Tewas

"Udara jadi tidak sehat dan menggangu pernapasan. Dan itu hampir setiap hari kami rasakan," ungkap Indra.

Indra mengatakan, aktivitas bongkar muat bahan baku semen itu dilakukan sepanjang hari, dari pagi hingga malam.

"Biasanya kalau barang datang dari kapal kan langsung dipindahkan ke truk. Mulai pagi sampai malam hari," terangnya.

Menurut Indra, dampak dari aktivitas bongkar muat lingker tersebut sudah berlangsung sejak beberapa tahun.

"Sejak tahun 2021 kami protes soal dampak yang ditimbulkan," ujar Indra.

Namun, kata Indra, usulan warga melalui jalur mediasi kepada pihak perusahaan tidak pernah digubris.

"Kita pernah bertemu beberapa kali, tapi tidak ada tindak lanjut sampai hari ini," tuturnya.

Baca juga: Sungai Tercemar Mikroplastik, DLHK NTB Minta Pemkab dan Pemkot Terbitkan Regulasi Pembatasan Plastik Sekali Pakai

Ketua Perkumpulan Nelayan Mentari Timur Banyuwangi (PNMTB), Saadi mengatakan, pihak perusahaan tidak serius menangani masalah lingkungan tersebut.

"Kita sudah bertemu 4 kali sejak 2021. Tapi tidak pernah ada tindak lanjut. Kasian masyarakat kami," ungkapnya.

Menurut Saadi, selain dampak lingkungan seperti udara yang tidak sehat dan air yang kotor, banyak dari warga yang juga terserang penyakit.

"Warga banyak yang batuk-batuk dan terkena penyakit kulit. Ini permasalahan serius yang perlu diselesaikan," tegas Saadi.

Pihaknya berharap ada upaya dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan ini.

"Secepatnya kami akan ke DLH dan instansi terkait untuk mengadu masalah ini," pungkas Saadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com