Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venna Melinda Diduga Dianiaya Suami di Kediri Saat Akan Temui Konstituen untuk Maju Jadi Caleg dari Perindo

Kompas.com, 11 Januari 2023, 07:11 WIB
Rachmawati

Editor

Venna Melinda berusaha kabur

Menyadari dirinya dalam keadaan tak menguntungkan dan terancam, Venna berupaya melarikan diri dengan kabur keluar dari kamar hotel untuk menghindari perlakuan kasar dari sang suami.

Saat kabur, Venna sempat berteriak-teriak meminta pertolongan dari para pegawai hotel tersebut.

Namun Ferry juga berupaya untuk menghalangi sang istri yang mencoba untuk melarikan diri.

Bahkan, ungkap Reza, sang kakak sempat terlibat aksi tarik menarik ponsel dengan sang suami.

Baca juga: Artis Venna Melinda Laporkan Ferry Irawan atas Dugaan KDRT, Kasus Ditangani Polda Jatim

"Jadi, menurut yang bersangkutan, kejadian dalam kamar. Jadi sempat berteriak minta tolong," lanjutnya.

Entah ada perihal apa dalam ponsel milik Venna hingga membuatnya terlibat perebutan dengan sang suami.

Namun, perebutan ponsel di antara kedua belah pihak tak berlangsung lama.

Venna akhirnya berhasil keluar dari kamar tersebut lalu berlarian mencari pertolongan di sepanjang koridor kamar hotel.

Akhirnya sebelum berbelok ke arah lift yang berada tepat di ujung lorong koridor dekat bilik khusus para pegawai kebersihan hotel (Janitor), Venna bertemu pegawai hotel yang sedang membersihkan sebuah kamar bekas sewa pengunjung.

Berdasarkan penuturan cerita dari sang kakak, momen tersebut dianggap Reza sebagai momen terpenting saat Venna berhasil selamat dari tindakan KDRT dari sang suami.

Baca juga: Sebelum Venna Melinda, Ferry Irawan Ternyata Sudah Pernah Tiga Kali Menikah

"Pada saat berlari ke koridor kebetulan sebelum masuk lift di tempat janitor ketemu sama staf hotel sedang bersih-bersih. Jadi saat berhadapan muka sama-sama kaget melihat Bu Venna dalam keadaan seperti itu. Terus Bu Venna minta tolong," katanya.

Reza mengungkapkan momen perebutan ponsel antara Venna Melinda dan Ferry Irawan di dalam kamar.

Ia juga menjelaskan ponsel yang berhasil dibawanya saat kabur mencari pertolongan, ternyata tidak dapat digunakan untuk menghubungi kerabatnya.

Setelah berhasil menemui bantuan dari beberapa petugas hotel, Venna berusaha menguatkan nyali untuk kembali mengambil ponselnya yang lain di kamar yang juga ditempati Ferry Irawan.

Setelah berhasil mengambil ponsel yang diinginkan, dengan pengawasan beberapa orang pegawai hotel, ibunda Verrel Bramantha itu dapat keluar mengobati luka pada hidungnya.

Baca juga: Peluk Venna Melinda di Rumah Sakit, Athalla Naufal: Kondisi Mama Membaik

Selain itu ia segera menelepon sejumlah kerabat termasuk Reza untuk meminta pertolongan.

"Jadi pada saat dia masuk lagi dia ambil HP, terus sudah mau dihalang-halangi lagi dan kebetulan sempat menelepon satu orang di Kediri dan tersambung sehingga mukanya sudah terlihat keadaannya," ujarnya.

Reza juda mengungkapkan, pihaknya juga sempat memperoleh dokumentasi video yang dibuat oleh bantuan pegawai hotel untuk merekam kondisi dalam kamar yang beberapa bagiannya tampak terkena bercak tetesan darah yang keluar dari hidung Venna.

Dari tayangan video pendek yang ditunjukkan oleh Reza secara singkat, sekilas terpantau bercak darah tampak berceceran di atas lantai keramik berwarna cokelat, yang berada di sisi kiri kasur dengan seprei putih.

Bercak darah juga terpantau juga pada selimut yang telah kusut bentuknya dan teronggok di atas kasur.

Baca juga: Hotman Paris Ungkap Kondisi Terkini Venna Melinda yang Alami KDRT

Kemudian, tampak pula, kondisi Venna yang memakai kaus berwarna cokelat muda duduk di atas pinggir kasur, dengan kondisi rambut pendeknya tergerai.

Saat kamera video menggeser angle ke suasana secara 'wide', di ujung ruangan kamar tepat depan pintu kamar, terdapat dua orang diduga pegawai hotel berdiri mengapit Ferry yang berkemeja lengan panjang baju koko warna merah maroon.

"Setelah Bu Venna kesakitan, dihentikan. Pada saat bangun, darah keluar. Dan itu bisa dilihat di dalam TKP. Itu darah berceceran di lantai, selimut, terus tempat tidur," jelasnya, seraya menjelaskan tayangan video dari ponselnya.

Video berdurasi pendek itu, kata Reza, juga menjadi salah satu alat bukti yang diserahkan oleh pihak kakaknya untuk menyusun laporan atas kasus KDRT yang dilakukan oleh Ferry Irawan, suaminya.

Baca juga: Hotman Paris Sebut Venna Melinda Menghubunginya Sambil Menangis, Kenapa?

Reza mengungkapkan, pihak Ferry Irawan diduga sempat meminta Venna Melinda untuk segera menghapusnya.

"Video itu sempat mau diminta dihapus," pungkasnya.

Mengaku hanya klarifikasi

Ilustrasi kekerasan pada wanita.Freepik/ Freepik Ilustrasi kekerasan pada wanita.
Setelah kasus tersebut, Ferry diperiksa selama 3,5 jam oleh penyidik. Ia akhirnya keluar dari Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, sekitar pukul 17.35 WIB.

Tak seperti sikap dan perangai sebelumnya memilih bungkam dan mangkir untuk menjawab pertanyaan awak media, Ferry menyempatkan diri meladeni beberapa pertanyaan awak media.

Meskipun, tetap saja ia irit berbicara.

Dia mengaku sengaja menghadiri panggilan dari pihak penyidik atas adanya laporan kasus yang dituduhkan kepada dirinya.

Selama menjalani pemeriksaan tersebut. Ferry menegaskan dirinya berupaya memberikan klarifikasi atas kasus yang sempat dituduhkan kepadanya.

Baca juga: Alami KDRT, Venna Melinda Minta Bantuan Hotman Paris

"Saya hanya klarifikasi saja (kepada penyidik)," ujar pemeran tokoh Haris dalam film 'Belenggu' tahun 2013 silam itu, kepada awak media di depan Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, Senin (9/1/2023).

Sementara itu, Jeanne Latumahina, Ketua Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo, mendesak aparat penegak hukum untuk segera menangkap dan memproses pelaku KDRT.

"Kami mengharapkan agar semua pelaku KDRT dalam bentuk apapun untuk ditangkap dan diproses sesuai hukum dan peraturan yang berlaku," ujar Jeanne Latumahina di Kota Kediri, Selasa (10/1/2023).

Ditegaskan, sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

"Berdasarkan Pasal 1, maka semua bentuk KDRT harus dihapus, terutama kepada kaum perempuan dan anak Indonesia," pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal | Editor : Krisiandi), SuryaMalang.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau