Surono mengatakan, dilihat dari kontur tanah dan perkiraan retakan, potensi bencananya lebih besar daripada di Banaran. Bahkan, bisa mencapai lima kali lipat.
Selain itu, di gunung itu terdapat sumber air yang besar. Dikhawatirkan, air masuk ke dalam retakan dan tiba-tiba memicu longsor.
Untuk diketahui, sebanyak 260 warga Dukuh Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dilaporkan mengungsi setelah mendengar suara gemuruh longsor pada Minggu (23/10/2022) malam.
Baca juga: Akses Utama Putus akibat Longsor, 100 KK di Ponorogo Kesulitan Keluar Kampung
Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Henry Indra Wardhana menyatakan, ratusan warga mengungsi di tiga lokasi.
“Jumlah pengungsi sampai dengan hari ini ada warga dari empat RT. Mereka mengungsi di tiga titik yakni masjid, SDN 2 Takun dan rumah Pak Lurah Talun,” ujar Henry yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Menurut Henry, warga mulai mengungsi usai hujan mengguyur wilayah Kecamatan Ngebel, Minggu (23/10/2022) sore. Akibat guyuran hujan itu menjadikan tanah menjadi gembur dan labil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.