Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpora Zainudin Amali Pastikan Stadion GBT Surabaya Jadi Venue Piala Dunia U20

Kompas.com, 15 Oktober 2022, 23:56 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Zainudin Amali meninjau Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Sabtu (15/10/2022), guna melihat persiapan GBT untuk perhelatan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

Dalam kunjungannya tersebut, Menpora Zainudin berserta rombongan Kemenpora didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi serta Wakil Ketua Asprov PSSI Jatim Amir Burhanuddin.

Ia menyampaikan, kedatangannya ke GBT untuk memastikan jika stadion kebanggaan Surabaya itu dipilih sebagai satu dari enam stadion yang akan digunakan untuk penyelenggaraan Piala Dunia U20 tahun depan.

Baca juga: Gibran Pastikan Solo Tetap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Tahun 2023

"Sempat beberapa waktu yang lalu ada perkembangan bahwa GBT tidak jadi digunakan. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan bahwa FIFA masih tetap mencantumkan GBT sebagai satu dari 6 stadion yang akan digunakan untuk FIFA U-20 World Cup 2023,"kata Zainuddin di GBT Surabaya, Sabtu malam.

Dalam kunjungannya itu, Menpora berkeliling untuk mengecek semua akses dan fasilitas di GBT.

Dalam pertimbangannya, GBT disebut sudah layak masuk ke dalam daftar salah satu venue Piala Dunia U20.

Meski demikian, ada beberapa catatan dari FIFA yang perlu untuk dibenahi, salah satunya pengggantian rumput stadion sesuai standar FIFA.

"Tentu berbeda apa yang pernah saya saksikan sebelumnya. Saya sudah keliling masuk bus pemain, masuk ke kamar ganti. Beberapa tempat memang ada catatan, itu tentang rumput. Tetapi itu catatan minor tidak major, sehingga membuat kita tidak khawatir," ujar Zainudin.

Baca juga: Gubernur Sumsel Harap Piala Dunia U-20 di Indonesia Tak Batal karena Tragedi Kanjuruhan

Ia mengaku sengaja mendatangi Stadion GBT pada waktu sore hingga malam hari. Hal itu dilakukan untuk memastikan informasi yang beredar tentang bau sampah yang muncul pada saat menjelang sore hari.

Namun, ia memastikan bahwa bau tidak sedap dari tempat pembuangan akhir (TPA) yang berjarak 1 kilometer dengan GBT itu tidak sampai tercium ke dalam stadion.

"Saya sudah berapa jam di sini aman-aman saja. Pemkot sangat serius, ini tidak merasakan aroma apapun," kata dia.

Karena tahun depan Piala Dunia U20 akan digelar, GBT akan kembali melakukan renovasi sesuai standar penyelenggaraan Piala Dunia dengan waktu yang ditentukan.

Terkait koreksi GBT menyeluruh, Zainudin menerangkan bahwa pertandingan yang ditunda ke tahun 2023, kini telah diizinkan untuk bisa digunakan.

Namun, stadion yang sudah ditentukan harus direnovasi dengan waktu yang sudah ditentukan.

Dalam Keputusan Presiden (Keppres) tentang pelaksanaan Piala Dunia U20, dirinya ditunjuk sebagai penanggung Jawab penyelenggara.

Sehingga Kemenpora harus memastikan satu per satu stadion yang digunakan untuk Piala Dunia U20 sudah sesuai seperti yang disyaratkan FIFA.

"Saya sebagai penanggung jawab penyelenggara sudah mengirim surat langsung kepada FIFA, kita akan lakuka akhir Oktober," tutur dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Hasil Uji Lab, Keracunan Massal di Ngawi akibat Bakteri Nitrit di Menu MBG Sayur Acar
Hasil Uji Lab, Keracunan Massal di Ngawi akibat Bakteri Nitrit di Menu MBG Sayur Acar
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau