Namun, lebih dari itu, Devi mempertanyakan kenapa tembakan gas air mata membuat kedua anak dan mantan istrinya tewas mengenaskan seperti itu.
"Padahal, selama saya ikut nonton Arema FC, baik di kandang maupun tandang beberapa kali kami mendapat tembakan gas air mata dari polisi, tapi tidak sampai menewaskan hingga seperti ini," terangnya.
Salah satu pengalaman kerusuhan sampai adanya tembakan gas air mata di antaranya laga tandang Arema FC di Magelang pada 2019.
Baca juga: TGIPF Sebut Keterangan Polisi hingga Steward Stadion Kanjuruhan Siap Diolah Jadi Laporan
"Tidak sampai membuat kita sesak hingga tewas seperti ini," tuturnya.
Akibat peristiwa itu, Devi mengaku membenci polisi karena menembakkan gas air mata pada tragedi Kanjuruhan dan menewaskan kedua anak dan mantan istrinya.
"Pascakejadian ini, saya sangat benci ketika melihat polisi. Peristiwa ini sangat membekas bagu saya," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.