Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata, Pintu yang Terkunci, dan Penonton Melebihi Kapasitas

Kompas.com - 05/10/2022, 09:49 WIB
Andi Hartik

Editor

MALANG, KOMPAS.com - Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam, masih menyisakan sejumlah kejanggalan.

Seperti tembakan gas air mata yang membuat suporter sesak napas dan terinjak akibat berdesakan, pintu stadion yang terkunci saat suporter berdesakan ingin keluar untuk menghindari gas air mata, jumlah penonton yang melebihi kapasitas, dan waktu pertandingan yang dinilai tidak pas untuk laga derbi dengan risiko keamanan tinggi.

Gas air mata

Soal penembakan gas air mata yang melanggar aturan FIFA, sampai saat ini belum diketahui pihak yang menginstruksikan penembakan gas air mata. Tembakan gas air mata itu dianggap sebagai pemicu banyaknya korban jiwa.

Baca juga: 131 Orang Tewas dan Ratusan Luka-luka di Tragedi Kanjuruhan, Ini Sebaran Rumah Sakit yang Masih Rawat Korban

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Republik Indonesia (Kompolnas), Albertus Wahyurudhanto mengatakan, selama dua hari melakukan asesmen di Malang, pihaknya memastikan bahwa tidak ada instruksi resmi dari Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat, sebagai penanggung jawab pengamanan pertandingan, untuk menembakkan gas air mata.

AKBP Ferli Hidayat telah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Malang menyusul tragedi menewaskan 131 korban itu.

Baca juga: 33 Anak Meninggal Saat Tragedi Kanjuruhan, Ada yang Usia 4 Tahun

"Salah satu hasilnya, belum ditemukan adanya instruksi resmi dari Kapolres selaku penanggung jawab pengamanan dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut," kata Albertus dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Selasa (4/10/2022).

Bahkan, Albertus menyebut, dalam pelaksanaan apel yang digelar 6 jam sebelum pertandingan, Kapolres Malang meminta jajarannya tidak menggunakan gas air mata.

"Kami mendapatkan bukti rekaman pelaksanaan apel yang dilaksanakan pada 6 jam sebelum pertandingan. Dalam apel tersebut, Kapolres Malang meminta agar seluruh jajaran pengamanan tidak menembakkan gas air mata dalam situasi dan kondisi apa pun," lanjutnya.

Pihaknya menduga, ada oknum petugas yang menginstruksikan penembakan gas air mata di luar prosedur.

Hari kedua kondisi Gate 12 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Hari kedua kondisi Gate 12 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022) siang.
Pintu stadion terkunci

Begitu juga dengan kondisi stadion yang terkunci yang menyebabkan suporter terjebak. Hingga saat ini, belum diketahui pasti siapa yang bertanggung jawab atas kejadian itu.

Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing mengaku sudah menelusuri kenapa pintu tersebut tetap terkunci di tengah suporter yang berdesakan ingin keluar stadion.

Menurutnya, pintu stadion yang terkunci dan membuat suporter terjebak merupakan Pintu 11-13.

"Saya tanya ke pengelola Stadion Kanjuruhan, jawabannya 'Pak dalam setiap event kita berikan ke panitia kuncinya'. Siapa (ketua) panitianya? saudara Abdul Haris (Ketua Panpel Arema FC)," kata Erwin di Kota Malang pada Selasa (4/10/2022).

Baca juga: Sederet Aksi Solidaritas dan Doa Bagi Korban Tregedi Kanjuruhan Malang

Pihaknya melanjutkan bertanya kepada Abdul Haris terkait pihak yang berwenang atas pintu stadion. Ketika itu, Abdul Haris menjawab bahwa kunci stadion dipegang oleh steward atau security officer.

"Siapa yang pegang (kuncinya)? steward atau security officer, saya tanya, jawabannya 'oh saya buka' tapi faktanya tidak terbuka pintunya, kenapa tidak dibuka? nah ini suatu kelalaian," katanya.

Pihaknya menganggap hal itu sebagai kelalaian. Pihaknya telah memberikan sanksi terhadap Abdul Haris, selaku Ketua Panitia Pelaksana, tak boleh terlibat di dunia sepak bola seumur hidup.

Penonton melebihi kapasitas

Berdasarkan laporan panitia pelaksana pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, yang disampaikan saat pertandingan berlangsung, jumlah penonton di Stadion Kanjuruhan sebanyak 42.288 orang. Jumlah itu melebihi daya tampung stadion.

"Panitia pelaksana juga dilaporkan mencetak sebanyak sekitar 42.000 tiket. Padahal kapasitas Stadion Kanjuruhan seharusnya hanya sekitar 38.000," kata Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto.

Suasana di area Stadion Kanjuruhan,Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Suasana di area Stadion Kanjuruhan,Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, menyebut, penonton yang melebihi kapasitas itu merupakan bagian dari kelalaian panitia pelaksana pertandingan.

"Ini menjadi kelemahan panitia pelaksana, apa yang mendasari menjual sedemikian, sehingga kita menjatuhkan hukuman ini, harusnya mereka melihat," katanya.

Waktu pertandingan malam

Waktu pertandingan malam juga menjadi sorotan. Sebab, untuk pertandingan dengan risiko keamanan tinggi, seharusnya pertandingan dilaksanakan sore hari.

Menurut Albertus Wahyurudhanto, pihak Polres Malang sudah mengajukan supaya pertandingan derbi antara Arema FC vs Persebaya digelar sore hari. Namun, hal itu tidak bersambut baik dari panitia pelaksana ataupun dari PT Liga Indonesia Baru.

"Pertimbangannya, berdasarkan analisa dari intel Polres Malang, bahwa pertandingan ini berpotensi risiko keamanan yang harus diwaspadai cukup tinggi," ungkap Albertus Wahyurudhanto.

Baca juga: 3 Temuan Tragedi Kanjuruhan, Komdis PSSI Benarkan Ada Pintu Tertutup, Kompolnas Bahas Pemberi Instruksi Tembakan Gas Air Mata

Juru Bicara Komdis PSSI, Ahmad Riyadh menyebut, jadwal pertandingan bisa berupa dengan pertimbangan yang matang. Namun, di luar itu, secara nasional jadwal pertandingan yang sudah disusun oleh PT LIB sudah disampaikan kepada Mabes Polri.

"Jauh sebelumnya secara nasional. Secara kedaerahan, panpel di daerah (bisa) mengajukan (perubahan) jadwalnya, kalau ada perubahan pasti disesuaikan," katanya.

Sementara itu, Media Officer Arema FC Sudarmaji mengatakan bahwa panitia pelaksana (panpel) pertandingan melaksanakan pertandingan sesuai rundown.

Seperti diketahui, tragedi kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Berdasar update data korban terakhir, tragedi itu menyebabkan 131 korban jiwa.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Imron Hakiki, Nugraha Perdana| Editor: Krisiandi, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ASN Pemkab Madiun yang WFH Usai Lebaran Tak Sampai 1 Persen

ASN Pemkab Madiun yang WFH Usai Lebaran Tak Sampai 1 Persen

Surabaya
18.000 Orang Tiba di Stasiun Surabaya pada Hari Terakhir Arus Balik

18.000 Orang Tiba di Stasiun Surabaya pada Hari Terakhir Arus Balik

Surabaya
Dinas Pariwisata Sebut Ada 200.000 Wisatawan Kunjungi Surabaya di Lebaran Tahun Ini

Dinas Pariwisata Sebut Ada 200.000 Wisatawan Kunjungi Surabaya di Lebaran Tahun Ini

Surabaya
Polisi Tangkap Remaja dan Anak di Bawah Umur Pembuat Onar di Gresik

Polisi Tangkap Remaja dan Anak di Bawah Umur Pembuat Onar di Gresik

Surabaya
Selain Gus Muhdlor, Win Hendarso dan Saiful Ilah juga Punya Jejak Korupsi di Sidoarjo

Selain Gus Muhdlor, Win Hendarso dan Saiful Ilah juga Punya Jejak Korupsi di Sidoarjo

Surabaya
Keponakan Habisi Nyawa Pamannya di Bangkalan, Polisi Periksa 3 Saksi

Keponakan Habisi Nyawa Pamannya di Bangkalan, Polisi Periksa 3 Saksi

Surabaya
Perampokan di Gresik, Korban asal Tuban Sempat Mengira Pelaku adalah Suaminya

Perampokan di Gresik, Korban asal Tuban Sempat Mengira Pelaku adalah Suaminya

Surabaya
Bupati Sidoarjo Jadi Tersangka KPK, Pj Gubernur Jatim Hormati Proses Hukum

Bupati Sidoarjo Jadi Tersangka KPK, Pj Gubernur Jatim Hormati Proses Hukum

Surabaya
Diduga Tabung Gas Bocor, Warung di Magetan Ludes Dilalap Api

Diduga Tabung Gas Bocor, Warung di Magetan Ludes Dilalap Api

Surabaya
Harga Relatif Mahal dan Terbuat dari Besi Anti Karat, Meteran Air Pelanggan PDAM di Kota Malang Kerap Dicuri

Harga Relatif Mahal dan Terbuat dari Besi Anti Karat, Meteran Air Pelanggan PDAM di Kota Malang Kerap Dicuri

Surabaya
Bupati Sidoarjo Tersangka Korupsi, Tim Hukum: Kami Akan Ajukan Praperadilan

Bupati Sidoarjo Tersangka Korupsi, Tim Hukum: Kami Akan Ajukan Praperadilan

Surabaya
Wisatawan Keluhkan Akses Jalan Rusak Menuju Pantai Selatan Malang

Wisatawan Keluhkan Akses Jalan Rusak Menuju Pantai Selatan Malang

Surabaya
Usai Ditetapkan Tersangka Korupsi, Bupati Sidoarjo Belum Dapat Surat Panggilan Pemeriksaan

Usai Ditetapkan Tersangka Korupsi, Bupati Sidoarjo Belum Dapat Surat Panggilan Pemeriksaan

Surabaya
Anjing Maltese Mati Usai Disiksa 4 Pemuda di Jember, Pemilik Lapor Polisi

Anjing Maltese Mati Usai Disiksa 4 Pemuda di Jember, Pemilik Lapor Polisi

Surabaya
Pemuda 26 Tahun di Banyuwangi Hilang Tenggelam Saat Mandi di Sungai

Pemuda 26 Tahun di Banyuwangi Hilang Tenggelam Saat Mandi di Sungai

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com