Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Kediri Bentangkan Bendera Sepanjang 1.000 Meter, Kades: Menjahitnya Sebulan

Kompas.com - 16/08/2022, 23:32 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Jauh dari hiruk pikuk kota, sebuah desa di pinggiran Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar peringatan Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia dengan cara yang luar biasa.

Desa Dawung yang berada di ujung selatan wilayah Kabupaten Kediri itu mengadakan kirab sembari membawa kain merah putih yang identik dengan kelir bendera Republik Indonesia dengan ukuran lebar 3 meter dan panjang 1.000 meter, Selasa (16/8/2022).

Selain bendera raksasa, rangkaian kirab juga diikuti seluruh lembaga yang ada di desa termasuk para pasukan berseragam Paskibraka.

Setelah diarak sejauh hampir tiga kilometer mengelilingi jalanan kampung, kain merah putih itu kemudian dibentangkan di jalanan desa dengan 350 batang bambu penyangga.

Sekretaris Desa Dawung Edi Sukamto (45) mengatakan, kegiatan itu melibatkan lebih dari seribu warga setempat.

"Menjahitnya bendera saja butuh waktu sebulan lamanya," ujar Edi Sukamto dalam sambungan telepon, Selasa.

Baca juga: Bupati Kediri Berikan Diskon Pajak untuk Kegiatan Seni Berbasis Budaya Nonkomersial di Wilayahnya

Menurutnya, kegiatan itu merupakan perdana yang pernah ada di desanya dan mendapatkan dukungan penuh dari peserta. Begitu juga dengan animo yang cukup tinggi dari masyarakat yang menontonnya.

"(Kegiatannya membuat) terharu sampai menangis," lanjut Edi.

Warga Desa Dawung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengira bendera sepanjang 1000 meter, Selasa(16/8/2022).Dok Desa Dawung Warga Desa Dawung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengira bendera sepanjang 1000 meter, Selasa(16/8/2022).
Kepala Desa Dawung Slamet Widodo (50), sengaja menggelar kegiatan itu sebagai upaya menjaga jiwa patriotisme dan nasionalisme warga.

Juga sebagai ungkapan syukur atas nikmat Tuhan yang telah memberikan anugerah kemerdekaan dan mengenang jasa-jasa para pahlawan.

"Saya ingin kegiatan yang kita kemas dalam peringatan 17-an ada nuansa yang betul-betul bisa memupuk nilai kebangsaan terhadap warga saya," ujar Slamet.

Oleh sebab itu, kata dia, kegiatan tersebut digelar dengan nuansa kebangsaan yang tinggi. Yakni dengan simbol bendera raksasa termasuk dengan menggunakan lagu pengiring yang penuh dengan lagu kebangsaan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com