BLITAR, KOMPAS.com – Perseteruan antara Samsudin Jadab dan YouTuber Marcel Radhival atau Pesulap Merah, menyita perhatian publik.
Perselisihan itu bahkan menyeret warga dan aparat Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Di desa tersebut berdiri Padepokan Nur Dzat Sejati milik orang yang dikenal dengan Gus Samsudin itu.
Masalah tersebut bermula dari kegaduhan yang diunggah di kanal YouTube.
Unggahan di kanal Youtube Marcel Radhival tertanggal 23 Juli 2022 menayangkan kedatangan Pesulap Merah di padepokan milik Gus Samsudin yang terletak di dekat Sungai Brantas, Blitar.
Di bagian pembuka, Marcel menuturkan niatnya untuk datang ke Padepokan Nur Dzat Sejati guna membuktikan apakah Gus Samsudin memang memiliki kemampuan penyembuhan penyakit secara supranatural maupun spiritual.
“Buktiin kalau ilmu lu beneran pakai ilmu gaib. Kalau beneran, gua tutup channel ini,” demikian petikan perkataan Marcel sebagaimana diunggah di kanal Youtube tersebut sebelum berangkat ke Blitar.
“Ini gua ke Blitar. Perjalanan dari Jakarta ke Blitar itu 12 sampai 14 jam,” tambahnya.
Baca juga: Polres Blitar Kerahkan Satu Peleton Personel untuk Jaga Padepokan Gus Samsudin
Marcel dan timnya tiba di depan pintu gerbang Padepokan Nur Dzat Sejati.
Seorang pengikut Gus Samsudin berambut gondrong kemudian menemuinya. Kedua berbincang sebelum seseorang bernama Priarno yang mengaku sebagai pengacara Gus Samsudin datang.
Marcel dan tim selanjutnya terlibat perdebatan hingga mengundang lebih banyak orang termasuk pengikut Gus Samsudin.
Persoalan muncul saat tak ada ketejelasan apakah Marcel dan timnya diperbolehkan masuk ke padepokan atau tidak. Marcel dan timnya akhirnya memutuskan meninggalkan lokasi.
Baca juga: Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah, Aplikasi Layanan Publik Desa Rejowinangun Diretas
Pria yang diketahui bernama Bhagas Wigasto itu meminta KTP Marcel namun Marcel tidak bersedia memberikannya.
Kemudian, seorang pria mendekat ke arah Marcel dan mendorong tubuhnya.
Pada tayangan tersebut diperlihatkan juga sesi pendek terjadinya pembicaraan antara Marcel dan Gus Samsudin terkait tujuan kedatangan Marcel untuk membuktikan kemampuan supranatural Gus Samsudin.
Namun Gus Samsudin menyatakan bahwa dirinya tidak bisa menunjukkan kemampuan itu jika tidak sedang dalam prosesi pengobatan.
Di bagian akhir dari video berdurasi hampir satu jam itu Marcel juga menuturkan bahwa dirinya dan tim sempat meminta bantuan pihak Kepolisian Resor Blitar menyusul adanya kabar bahwa dua orang anggota krunya ditahan oleh sekelompok warga.
Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Rabu (20/7/2022).
Dia menegaskan tindakannya meminta KTP Marcel alias Pesulap Merah bukan untuk menghalangi Marcel dan tim.
“Karena situasinya berpotensi terjadi keributan. Nanti kalau terjadi apa-apa, dan semuanya sudah pergi bagaimana?” ujar Bhagas saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (1/8/2022) petang.
Baca juga: Polres Blitar Kerahkan Satu Peleton Personel untuk Jaga Padepokan Gus Samsudin
Setelah peristiwa itu, lanjutnya, perseteruan antara Gus Samsudin dan Pesulap Merah berlanjut dan semakin sengit di sejumlah platform media sosial.
Menurut Kades, nama Desa Rejowinangun pun terseret pada perseteruan itu.
Bagi pendukung Pesulap Merah, dirinya dan sejumlah warga desa dianggap melindungi Gus Samsudin dan Padepokan Nur Dzat Sejati.
Terseretnya nama Deesa Rejoso berpuncak pada peretasan satu aplikasi pelayanan publik desa dan satu portal UMKM milik desa.
Peretasan berlangsung selama empat hari dan baru dapat diakses kembali pada Senin (1/8/2022).
Bhagas tidak dapat memastikan pihak mana yang telah melakukan peretasan. Dia mengeklaim posisi dirinya dan warga Desa Rejowinangun sebenarnya netral namun tidak dianggap demikian.
Bhagas menjelaskan, lantaran konflik malah justru seolah-olah merembet ke warga, hal tersebut membuat warga desa tidak terima.
Baca juga: Diduga Penghangat Kandang Roboh, 8.000 Ayam Potong di Blitar Terbakar
Sejumlah warga Desa Rejowinangun menggeruduk dan menuntut padepokan tersebut ditutup, Minggu (31/7/2022).
Melalui mediasi di kantor kepolisian setempat, akhirnya disepakati Padepokan Nur Dzat Sejati ditutup sementara.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Humas Polres Blitar Iptu Udiyono menyatakan Kapolres AKBP Adhitya Panji Anom sedang mengupayakan mediasi antar pihak guna menghentikan perseteruan yang telah melibatkan sejumlah warga dan kelompok organisasi massa tersebut.
"Belum ada perkembangan sedang diupayakan mediasi oleh Kapolres," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.