SURABAYA, KOMPAS.com- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberi lampu hijau dibukanya kembali Tunjungan Fashion Week yang mengadopsi Citayam Fashion Week di Jalan Tunjungan, Surabaya.
Sebelumnya, kegiatan tersebut sempat dibubarkan oleh Satpol PP pada Minggu (24/7/2022) malam karena dianggap mengganggu lalu lintas.
"Insya Allah nanti buka lagi hari Minggu, tapi ada aturannya," kata Eri di Surabaya, Rabu (27/7/2022).
"Jadi kalau mau fashion (show) di Jalan Tunjungan, tapi di jalur pedestriannya, jangan mengganggu pengguna jalan yang lain. Nanti kita tata," kata dia.
Pemkot Surabaya menyatakan tidak melarang namun juga tak ingin kegiatan tersebut menimbulkan kemacetan hingga mengganggu orang lain.
Baca juga: Tunjungan Fashion Week Dibubarkan, Wali Kota Surabaya: Bisa Digelar di Balai Pemuda dan RTH
"Saya minta tolong ketika itu dilakukan di Tunjungan Romansa, tidak menyebabkan kemacetan. Kasihan pengguna jalan yang lain," kata Eri.
"Kita sebagai manusia harus bisa menghormati manusia yang lainnya, bagaimana sama-sama nyaman," lanjut dia.
Aturan lainnya, kata Eri, dia meminta para peserta menggunakan pakaian yang sopan.
"Saya juga minta tolong pakaiane yo sing sopan, sehingga akan menjadi tempat yang indah," katanya.
Baca juga: Bubarkan Tunjungan Fashion Week, Satpol PP Sebut Ini Surabaya, Bukan Jakarta
Selain di Jalan Tunjungan, Pemkot Surabaya menawarkan alternatif tempat untuk menyalurkan bakat dan kreasi anak-anak muda.
Lokasi tersebut yakni di Balai Pemuda.
"Kita sediakan di Balai Pemuda. Jadi anak-anak muda Surabaya bisa jalan di (jalur) pedestriannya memakai baju modis. Itu bisa kalau ingin catwalk di Balai Pemuda. Karena Balai Pemuda tidak lepas dari Tunjungan Romansa," ucap dia.
Baca juga: Begini Pendapat Warga Surabaya soal Jalan Tunjungan Adopsi Citayam Fashion Week
Sebelumnya, petugas Satpol PP sempat membubarkan Tunjungan Fashion Week yang digelar di Jalan Tunjungan Surabaya pada Minggu (24/7/2022) malam.
Dalam video yang viral di medsos, terdengar petugas Satpol PP menegur peserta yang dianggap mengganggu lalu lintas.
"Ini Surabaya, bukan Jakarta. Pikirkan orang lain juga, jangan di tengah jalan," kata salah seorang petugas dalam video tersebut.
Baca juga: Cegah Kekerasan Terhadap Anak, Wali Kota Surabaya Siapkan Bimbingan Konseling di RW
Kepala Satpol PP Eddy Christijanto menjelaskan, petugas membubarkan karena anak-anak muda tersebut sengaja menekan tombol penyeberangan lalu lintas dan menggunakan zebra cross sebagai catwalk.
Hal tersebut dianggap mengganggu pengguna jalan.
"Yang tidak boleh adalah karena penyebab dari ketiganya itu membuat macet karena mereka sengaja dan akhirnya macet. Jadi terlalu sering itu juga enggak boleh karena mengganggu lalu lintas. Waktunya terlalu sering, setelah tot-tot (pencet) lagi, lha itu kan bahaya, menimbulkan kemacetan," ungkap dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Muchlis | Editor : Priska Sari Pratiwi, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.