PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Acara motor trail yang digelar di Bromo, Kabupaten Probolinggo mendapat penolakan lantaran dikhawatirkan akan merusak lingkingan.
Bahkan muncul pula petisi penolakan terhadap acara tersebut.
Baca juga: Jazz Gunung Bromo 2022 Dibuka dengan Penampilan SweetSwingNoff dan Irsa Destiwi & Nesia Ardi
Adapun agenda itu digelar oleh First Stone Jersey dari Jember, bertema Adventure Trail and Mountain Bike, Bromo Volcano Series Independent Day 3.
Garis start hingga finish bertempat di lautan pasir Bromo dan rencananya digelar 28 Agustus 2022.
Menanggapi rencana acara tersebut, Humas TNBTS Sarif Hidayat mengatakan pihaknya masih belum memberikan izin.
"Kami belum mengeluarkan izin," kata Sarif kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (22/7/2022).
Baca juga: Ini Alasan Polisi Tegur Wisatawan yang Naik ke Atap Jip di Bromo hingga Videonya Viral
Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Sunaryono mengatakan, pihaknya selaku Kades penyangga kawasan TNBTS, tentu patuh terhadap prosedur.
Salah satu lokasi acara tersebut masuk kawasan TNBTS, maka harus mendapat izin dari TNBTS.
"Nah, terkait event trail (Bromo Volcano) ini, kita belum pernah diajak ngumpul (bicara) untuk membahasnya dengan pihak terkait, terutama panitia, aparat keamanan, TNBTS dan pemda," ujar Sunaryono.
Baca juga: Kawasan Bromo Bakal Punya 4 Gerbang Masuk dan Rest Area, Intip Bocorannya
Pembicaraan atau koordinasi perlu dilakukan lantaran tidak sembarang titik bisa dilewati.
Misalnya titik di lautan pasir yang disakralkan, sehingga wajib dihormati dan dijaga.
Dia berharap, kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan di TNBTS pada Sabtu (23/7/2022), tidak merugikan salah satu pihak, baik panitia, peserta, pemerintah, termasuk warga desa.
"Toh, kita tidak dapat apa apa. Yang penting mereka warga desa yang punya usaha bisa berkembang dengan kegiatan itu. Masyarakat positif menanggapinya, malah senang. Bukan terganggu," katanya.
"Kalau tidak mengganggu dan sesuai prosedur, kenapa tidak boleh event itu digelar. Toh itu mengangkat perekonomian warga sekitar Bromo. Kita ngumpul dulu," lanjut Sunaryono.
Baca juga: Pengedar Ganja Ditangkap di SPBU Kawasan Bromo
Diketahui, beredar petisi di website www.change.org, menolak acara motor trail digelar di Bromo.
Dalam petisi itu tertulis: masyarakat Tengger dan komunitas pecinta lingkungan menolak sebuah event motor trail karena belum mendapat izin semua pihak.
Kami dari @forumsahabatgunung menyatakan ikut menolak kegiatan tsb, membayangkan akan ada ratusan motor dan mungkin ribuan motor yg mengeluarkan raungan menderu, belum lagi efek dari sampahnya, bunyinya, kebut kebutannya, debu bertebaran dll, siapa yang bisa mencover sedemikian banyak pemotor.
Blm lagi kaitan dengan pengunjung wisata lainnya, yang mereka ingin berwisata di kawasan Bromo, siapa yang mau menjamin mereka tidak keluar dr jalur yg sdh ditentukan atau bermain main di kawasan yang notebene kawasan dengan sebuah perlindungan, sebuah kawasan konservasi, yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, rusak sdh nanti ekosistem laut pasir, yang di Indonesia bahkan dunia tidak banyak ekosistemnya seperti ini, kita bisa berada di sebuah kawasan yang di masa lalu adalah sebuah kawasan vulkanik hingga sekarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.