BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi, memberi pendampingan kepada para korban dugaan pencabulan yang dilakukan oknum pengasuh pondok pesantren di Kecamatna Singaojuruh berinisial F.
"Apa yang diperlukan para korban kita sediakan. Mulai pendampingan psikologis, visum, dan kalau mengalami gangguan patologis kita siapkan psikiater," kata Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini saat dikonfirmasi, Rabu (29/6/2022).
Baca juga: Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengasuh Ponpes Diduga Cabuli Santri di Banyuwangi Menghilang
Tak hanya itu, Dinsos PPKB Banyuwangi akan mendampingi para korban sampai proses hukum di persidangan selesai.
"Mulai awal terus kita pantau dan dampingi. Jadi para korban tidak usah takut," ungkap Henik.
Henik mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan orangtua korban terkait dengan kasus tersebut
"Kalau memulihkan kondisi psikis anak, para orangtua lebih memilih healing dengan caranya sendiri. Seperti jalan-jalan atau yang lainnya," tuturnya.
Sejauh ini, ada enam korban berusia di bawah umur yang didampingi. Mereka merupakan santri yang diduga dicabuli salah satu pengasuh ponpoes di Kecamatan Singojuruh berinisial F.
Data dari Dinsos PPKB Banyuwangi, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami peningkatan.
Pada 2020, tercatat ada 65 kasus. Jumlah itu meningkat hingga 98 kasus pada 2021.
Sedangkan pada semester pertama 2022, total ada lebih dari 20 kasus kekerasan perempuan anak yang sudah terjadi di Banyuwangi.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos PPKB, Sugeng Fajar Harianto mengatakan, kasus kekerasan perempuan dan anak seperti halnya fenomena gunung es.
Baca juga: Soal Kasus Pencabulan di Ponpes Banyuwangi, Menteri PPPA Sebut Alarm bagi Pemda hingga Orangtua
Meski hanya sedikit kasus yang terlihat, tetapi ada banyak kasus lain yang tak terlihat. Kasus yang terjadi seperti KDRT, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan penelantaran.
"Kasus semacam ini seperti halnya fenomena gunung es. Ini memang perlu menjadi atensi bersama," pungkas Fajar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.