Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Siti Sukaisih, Ibu Tunggal Asal Sampang Berjuang Obati Putrinya yang Menderita Kanker Mata Stadium 4

Kompas.com - 22/05/2022, 05:35 WIB
Ghinan Salman,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sungguh malang nasib NHI (3). Balita asal Dusun Marpao, Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Madura, ini harus merasakan sakit luar biasa akibat menderita kanker mata stadium 4.

Tragisnya lagi, NHI ditelantarkan ayahnya sejak usianya baru berumur 40 hari.

Sejak berusia 2 tahun, mata kiri NHI digerogoti ganasnya kanker. Tanpa tindakan operasi serta pengobatan jangka panjang, sel-sel kanker itu menyebar dan ikut merusak jaringan otaknya.

Baca juga: Balita 3 Tahun Asal Sampang Menderita Kanker Mata karena Ditelantarkan Ayahnya, Mensos Risma Pantau Progres Pengobatan di Surabaya

NHI mengalami kebutaaan di mata kirinya yang membengkak. Kini, penyakitnya merambat ke mata kanannya yang juga mengalami kebutaan.

Sang Ibu, Siti Sukaisih (37), kini menjadi ibu tunggal yang harus merawat tiga anak sorang diri setelah ditinggal suaminya entah ke mana.

NHI adalah anak ketiga Siti Sukaisih. Sehari-hari, Siti Sukaisih bekerja sebagai ART yang mencuci pakaian majikannya. Bayarannya pun tak seberapa.

Saat berada di Rumah Singgah Sedekah Rombongan di Jalan Dharmawangsa, Surabaya, Siti Sukaisih tak henti-hentinya mengecup kening buah hatinya, NHI.

Sesekali, ia menatap wajah buah hatinya. Kemudian, menggendong dan menimangnya ke sana ke mari untuk menenangkan si buah hati.

"Bulan Agustus 2022 nanti, usianya genap 3 tahun," kata Siti saat ditemui di Surabaya, Sabtu (22/5/2022).

Baca juga: Kanker Mata

Wanita berusia 37 tahun itu kemudian menceritakan kesakitan yang dialami buah hatinya. Ia mengaku, sakit yang dialami putrinya sekitar 9 bulan.

Siti mengatakan, kanker yang ada pada mata kiri buah hatinya sudah ditangani medis. Namun, dokter masih belum melakukan operasi.

"Sekarang, masih di kemoterapi. Di RSUD dr. Soetomo baru diambil tindakan kemo, baru lepas kemo nanti di MR lagi sampai ke-3. Kalau hasilnya bisa dioperasi, baru dioperasi. Kalau dioperasi duluan, takut akibatnya malah fatal dan menyebabkan kematian," ujar dia.

Usai mendengar pernyataan dari dokter itu, Siti mengaku terkejut. Sekujur tubuhnya lemas dan mengaku hanya bisa pasrah. Lalu, ia melanjutkan kembali kisahnya.

"Soalnya sudah nyerang ke otak dan sarafnya, kankernya sudah nyampai ke otak dan sarafnya. Kalau operasi itu nanti kalau sudah siklus kemo ke-3, tanggal 30 Mei ini, siklus ke-2 kemonya," tutur dia.

Mulanya, Siti mengaku baru mengetahui penyakit yang diderita Nur pada awal umur 2 tahun. Ketika beranjak menuju usia 3 tahun, mata sebelah kiri kian membengkak. Lambat laun, benjolan itu semakin membesar.

Baca juga: Kenali Apa itu Retinoblastoma, Kanker Mata yang Kerap Menyerang Anak

"Awalnya cuma periksa di rumah, periksa ke puskesmas, ditangani dokter di sana. Ternyata, diminta untuk memeriksakan ke Surabaya, jadi saya bawa anak saya ke RS Mata Undaan," kata warga Dusun Morpao, Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang, Madura itu.

Menjelang pemeriksaan ke 5 kali, Nur justru diminta ke RSUD dr. Soetomo dengan alasan medis tertentu yang tak bisa ia jelaskan secara detail.

Namun, ia mengaku tak bisa berbuat banyak lantaran terkendala biaya pengobatan.

"Pertama, harus biaya sendiri, sebelumnya habis sekitar Rp 6 juta. Setelah itu kami pasrah karena tidak ada biaya," katanya.

Lantas, kisah Nur dan Siti pun diabadikan dalam sebuah start up yang bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan penggalangan dana. Sontak, didengar dan langsung disambangi oleh Mensos RI, Tri Rismaharini.

"Alhamdulillah, kabar sakit anak saya didengar banyak orang, lalu banyak yang kasih donasi, termasuk dari Kemensos. Pokoknya, banyak bantuan datang," ujar dia.

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Mata yang Perlu Diwaspadai

Siti merasa, perjuangan dan semangat hidup buah hatinya kembali terdongkrak. Meski, kanker mata yang dialami sudah masuk dalam stadium 4.

"Mata yang kanan juga sudah tidak bisa melihat. Tapi, kami masih fokus di mata kirinya yang bengkak," kata dia.

Ia bersyukur ada banyak bantuan untuk anaknya. Bahkan, ia sangat terkejut ketika mantan Wali Kota Surabaya itu hadir langsung untuk menjenguk.

"Kami tidak bisa mengucapkan apa-apa selain alhamdulillah dan terima kasih," tutur dia.

Sementara itu, Mensos RI, Tri Rismaharini menjelaskan, pihaknya telah menganalisa perihal serupa. Begitu pula dengan pengobatan yang cukup panjang yang dialami Nur memang sangat dibutuhkan.

"Saya minta bantuan temen-teman semua, karena mereka yang bisa maintenence untuk pengobatan dalam waktu yang lama. Jadi, kami sudah kolaborasi, ada 80 pasien dan sudah terkumpul (donasi) Rp 5 miliar dan ada di seluruh Indonesia," ucap dia.

Baca juga: Kisah Mbah Siam, Tukang Pijat Tradisional yang Berjuang Melawan Kanker Mata (2)

Risma menegaskan, pihaknya juga menyediakan petugas yang akan selalu memantau progres dan perkembangan pengobatan. Begitu juga dengan pendampingan pada pasien.

"Kita ucapkan terimakasih kepada para donatur dan orang-orang baik yamg peduli terhadap kesehatan adik kita (Nur), saya juga ucapkan terimakasih pada pengguna media sosial, karena kami dapat info itu dari medsos," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Surabaya
Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Jaksa Tuntut Penjara 4-5 Tahun untuk 16 Pelaku Pengeroyokan Santri hingga Tewas di Blitar

Surabaya
Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Pura-pura Sewa Kamar, Pelaku Curanmor Beraksi di Kos Kota Malang

Surabaya
Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, Khofifah: untuk Warga Jatim

Surabaya
Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Terima Satyalancana, Bupati Banyuwangi Klaim Sudah Turunkan Kemiskinan

Surabaya
6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

Surabaya
Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com