LUMAJANG, KOMPAS.com - Pertambangan pasir yang dilakukan dua perusahaan sejak dua bulan terakhir di Pantai Bambang, Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus mendapat tentangan hebat.
Kali ini giliran aktivis lingkungan di Lumajang yang melakukan aksi perlawanan untuk mengusir para pengusaha tambang dari bumi Arya Wiraraja tersebut.
Perlawanan tersebut diwujudkan dalam bentuk aksi tanam pohon di Pantai Wotgalih Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Minibus Tabrak Truk di Lumajang, Seorang Pengemudi Tewas
Selain menanam pohon, mereka juga mendesak Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk segera berupaya untuk menghentikan industri ekstraktif lantaran belum mendapatkan izin operasi.
Aktivis lingkungan Lumajang A'ak Abdullah Al-Kudus mengatakan, aktivitas pertambagan di wilayah pesisir dipastikan akan berdampak serius bagi kerusakan lingkungan.
Pasalnya, beberapa waktu lalu, para peneliti membaca adanya potensi bencana megathrust yang dapat menyebabkan tsunami yang cukup dashsyat, sehingga mitigasi bencana perlu dilakukan, bukan malah ditambang.
“Sengaja kami letakkan titik awal aksi tanam pohon ini di Wotgalih, karena kawasan ini sejak tahun 2011 konsisten melakukan penolakan pertambangan pasir besi hingga sekarang. Mereka sadar akan bahaya yang ditimbulkan apabila kawasan pesisir ditambang,” kata Aak, Minggu (3/4/2022).
Menurutnya, gerakan ini juga sebagai bentuk desakan terhadap Pemkab Lumajang dalam melakukan penolakan pertambangan pasir besi.
Mereka meminta pembuktian atas keseriusan penolakan tersebut dengan tindakan yang nyata.
Sementara itu, pertambangan di pesisir Pantai Bambang, Desa Bades, Kecamatan Pasirian juga mendapat respons dari DPRD Lumajang.
Ketua Komisi C DPRD Lumajang Hadi Nur Kiswanto mengatakan, aktivitas pertambangan itu perlu segera diusut.
Baca juga: Sering Dilalui Truk Pasir, Jalan Raya di Lumajang Rusak hingga Menggunduk
Jika tidak segera dihentikan, bukan tidak mungkin jika kawasan pesisir lainnya akan dijadikan sasaran tambang pasir selanjutnya.
“Sampai saat ini kita belum tahu siapa aktor dibalik pertambangan di pesisir itu. Padahal kita tahu itu sekarang masih beroperasi. Lokasi pertambangannya memang dekat dengan salah satu perusahaan yang informasinya baru dapat izin eksplorasi. Tetapi ini harus diperjelas, siapa yang menambang. Supaya tidak menguap begitu saja,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.