Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kelompok Remaja di Surabaya Saling Serang Pakai Sajam Jelang Sahur, Polisi Turun Tangan

Kompas.com, 3 April 2022, 10:10 WIB
Muchlis,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA,KOMPAS.com - Warga Tambak Asri, Surabaya, Jawa Timur, dihebohkan dengan bentrok dua kelompok pemuda di sekitar lokasi tersebut, Minggu (3/4/2022) dini hari.

Doni Lukas Rorong, warga setempat, menjadi saksi mata bentrok dua kelompok pemuda tersebut sekitar pukul 01.15-01.25 WIB.

Doni awalnya mengira para remaja itu membangunkan warga yang akan santap sahur.

Namun setelah diperhatikan oleh Doni, ternyata dua kelompok itu lari-lari saling serang.

Baca juga: Eri Cahyadi Gelar Patroli Keliling, Ini Aturan Ramadhan dan Idul Fitri di Surabaya

"Awalnya saya mengira, kumpulan remaja yang sedang keliling kampung untuk membangunkan sahur yang disertai dengan bunyi petasan. Lama kelamaan, kok saya mendengar suara teriakan. Saya yang di dalam kamar lalu keluar dan melihat dari balik pagar," kata Doni kepada Kompas.com melalui sambungan teleponnya, Minggu (3/4/2022).

Setelah Doni keluar dari dalam rumah, ada puluhan remaja yang berlari dari arah utara ke selatan sambil membawa senjata tajam berupa pedang, pecut,  hingga lipatan sarung dan ikat pinggang yang dilengkapi dengan gir sepeda.

"Entah kubu atau siapa yang diserang. Lalu kembali lagi ke arah selatan dan terlihat ada yang membawa pedang," sebut dia.

Doni mengungkapkan, akibat aksi penyerangan tersebut, satu orang diduga mengalami luka terkena sabetan pedang.

Baca juga: Bentrok Pecah dalam Unjuk Rasa Tolak Pemekaran di Nabire, Polisi Diserang, 2 Warga Jadi Korban Amukan Massa

Ia mengaku melihat dua remaja dan seorang ibu-ibu tak jauh dari rumahnya berusaha mengetuk praktik dokter yang sudah tutup. 

"Saya lihat ada dua remaja dan satu ibu-ibu di depan rumah berusaha masuk ke praktik dokter yang sudah tutup dengan mengetuk-ngetuk pintu. Ternyata anaknya menjadi korban sabetan pedang," papar dia.

Setelah menunggu agak lama, sang dokter tak membuka pintu. Kemudian warga yang berada di lokasi menyarankan dibawa ke Puskesmas Dupak yang buka 24 jam.

Doni menuturkan, ibu dan anak tersebut adalah warga Tambak Asri, Gang Gading yang sedang melintas di lokasi tersebut saat bentrokan terjadi. 

"Mereka padahal warga yang hendak beli makan sahur, tangannya berdarah dan mengaku terkena sabetan pedang pada saat kejadian," terang Doni.

Dia berharap petugas bisa segera mengidentifikasi dua kelompok remaja itu karena tindakannya sejak lama telah membuat resah warga. 

Baca juga: Jenazah Prajurit TNI dan Istrinya yang Tewas Dianiaya OTK di Yalimo, Diterbangkan ke Surabaya

Tak lama kemudian, petugas kepolisian dari Polsek Krembangan datang ke TKP mengamankan lokasi. 

Sementara itu Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Arif Wicaksana, membenarkan bahwa lokasi tersebut pada Minggu dini hari telah terjadi dua kelompok remaja yang saling serang.

Arif bersama tim saat ini sedang melakukan penyelidikan,

"Betul, masih kita dalami. Mohon bantuan doanya ya," ucapnya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau