Salin Artikel

2 Kelompok Remaja di Surabaya Saling Serang Pakai Sajam Jelang Sahur, Polisi Turun Tangan

Doni Lukas Rorong, warga setempat, menjadi saksi mata bentrok dua kelompok pemuda tersebut sekitar pukul 01.15-01.25 WIB.

Doni awalnya mengira para remaja itu membangunkan warga yang akan santap sahur.

Namun setelah diperhatikan oleh Doni, ternyata dua kelompok itu lari-lari saling serang.

"Awalnya saya mengira, kumpulan remaja yang sedang keliling kampung untuk membangunkan sahur yang disertai dengan bunyi petasan. Lama kelamaan, kok saya mendengar suara teriakan. Saya yang di dalam kamar lalu keluar dan melihat dari balik pagar," kata Doni kepada Kompas.com melalui sambungan teleponnya, Minggu (3/4/2022).

Setelah Doni keluar dari dalam rumah, ada puluhan remaja yang berlari dari arah utara ke selatan sambil membawa senjata tajam berupa pedang, pecut,  hingga lipatan sarung dan ikat pinggang yang dilengkapi dengan gir sepeda.

"Entah kubu atau siapa yang diserang. Lalu kembali lagi ke arah selatan dan terlihat ada yang membawa pedang," sebut dia.

Doni mengungkapkan, akibat aksi penyerangan tersebut, satu orang diduga mengalami luka terkena sabetan pedang.

Ia mengaku melihat dua remaja dan seorang ibu-ibu tak jauh dari rumahnya berusaha mengetuk praktik dokter yang sudah tutup. 

"Saya lihat ada dua remaja dan satu ibu-ibu di depan rumah berusaha masuk ke praktik dokter yang sudah tutup dengan mengetuk-ngetuk pintu. Ternyata anaknya menjadi korban sabetan pedang," papar dia.

Setelah menunggu agak lama, sang dokter tak membuka pintu. Kemudian warga yang berada di lokasi menyarankan dibawa ke Puskesmas Dupak yang buka 24 jam.

Doni menuturkan, ibu dan anak tersebut adalah warga Tambak Asri, Gang Gading yang sedang melintas di lokasi tersebut saat bentrokan terjadi. 

"Mereka padahal warga yang hendak beli makan sahur, tangannya berdarah dan mengaku terkena sabetan pedang pada saat kejadian," terang Doni.

Dia berharap petugas bisa segera mengidentifikasi dua kelompok remaja itu karena tindakannya sejak lama telah membuat resah warga. 

Tak lama kemudian, petugas kepolisian dari Polsek Krembangan datang ke TKP mengamankan lokasi. 

Sementara itu Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Arif Wicaksana, membenarkan bahwa lokasi tersebut pada Minggu dini hari telah terjadi dua kelompok remaja yang saling serang.

Arif bersama tim saat ini sedang melakukan penyelidikan,

"Betul, masih kita dalami. Mohon bantuan doanya ya," ucapnya. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/03/101015878/2-kelompok-remaja-di-surabaya-saling-serang-pakai-sajam-jelang-sahur-polisi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com