Nanik mengungkapkan, penurunan kasus Covid-19 pada Maret 2022 ini, tak luput dari kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam pengetatan protokol kesehatan (prokes).
Di antaranya meningkatkan 3T (tracing, testing dan treatment).
"Tracing kami cepat, dilakukan kurang dari 48 jam. Selain itu, meningkatkan testing Covid-19 dengan kegiatan surveilans aktif, operasi yustisi penerapan prokes," katanya.
"Kemudian swab hunter dan vaksin hunter, evakuasi cepat pasien terkonfirmasi, vaksinasi booster serta penghentian sementara kegiatan PTM jika positivity rate-nya kurang dari 5 persen, maka dihentikan selama 5 hari dan 14 hari jika positif rate lebih dari 5 persen," lanjut Nanik.
Setelah kasus Covid-19 menurun, sambung Nanik, langkah yang akan dilakukan oleh Dinkes Surabaya tetap konsisten dengan upaya yang dilakukan selama ini untuk menurunkan risiko penularan kasus.
Khususnya di ruang lingkup keluarga, tempat kerja, tempat belajar dan lingkungan masyarakat.
Ia menjelaskan, penerapan prokes normal baru tetap dilakukan secara terintegrasi di setiap bidang seperti tempat keagamaan, pendidikan, industri dan transportasi.
Baca juga: Imbas Blanko Kosong, Warga Surabaya Belum Bisa Cetak e-KTP
Selain itu, penggunaan aplikasi PeduliLindungi secara disiplin juga menjadi bagian dari upaya pencegahan.
Selanjutnya, surveilans aktif secara berkala juga masih terus dilakukan, khususnya pada closed population atau di tempat kerja, sekolah, hotel, mal dan lain sebagainya, pada setiap bulan secara sampling.
Kemudian, Dinkes Surabaya juga melaksanakan asesmen dan mitigasi di tempat - tempat umum serta perayaan atau acara dengan melibatkan peran Satgas Covid-19.
"Kami juga mengoptimalkan peran Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo dalam melakukan pengendalian kasus Covid-19 berbasis wilayah," kata dia
Baca juga: Kapolrestabes Surabaya: Laporkan jika Ada Penimbunan Minyak Goreng.
Selain soal penurunan Covid-19, Nanik juga menjelaskan update capaian vaksin booster (dosis tiga) per tanggal 14 Maret 2022.
Sejauh ini, capaian vaksin booster lanjut usia (lansia) sebanyak 92.673 atau 90,80 persen, sedangkan non lansia sebanyak 364.709 atau 89,21 persen.
"Untuk ketersediaan stok vaksinasi booster, saat ini masih menunggu droping dari pusat. Sementara kami mengoptimalkan sweeping vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.