Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Srigading di Lawang Diduga Bangunan Candi yang Runtuh akibat Gempa

Kompas.com, 28 Februari 2022, 11:25 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Proses ekskavasi tahap kedua terhadap Situs Srigading di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah berakhir pada Sabtu (26/2/2022).

Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur membuka peluang untuk melanjutkan ekskavasi ke tahap ketiga. Ekskavasi tahap ketiga ini untuk menggali di sisi utara dan bagian lantai utama.

"Lantai utama diperlukan penggalian sekitar 40 sentimeter ke bawah," ungkap Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho, saat ditemui, Sabtu (26/2/2022).

Baca juga: BPCB Jatim Temukan Batu Lingga dan Arca Agastya Saat Penggalian Situs Srigading Malang

Pada proses ekskavasi dua tahap ini, BPCB Jawa Timur telah membuka struktur situs 75 persen. Mereka telah berhasil menampakkan kaki candi berukuran 8x8 meter dan pondasi berukuran 10x10 meter.

"Pada ekskavasi tahap kedua ini, kami juga telah berhasil menampakkan sisi timur yang di situ terdapat tangga," tuturnya.

"Tangga ini menandakan bawah candi menghadap ke timur. Namun, tampaknya tidak tepat menghadap ke timur, tapi 120 derajat dari utara kompas. Mungkin tepatnya menghadap ke Gunung Semeru, dan sisi barat menghadap ke Gunung Arjuno," sambungnya.

Baca juga: Temukan Struktur Lantai Bata di Situs Karangtengah, BPCB Jatim: Hampir Sama dengan Kawasan Trowulan

Dari hasil ekskavasi dua tahap itu, BPCB Jawa Timur menyimpulkan bahwa bangunan di Situs Srigading ini adalah candi, dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda seperti lingga, yoni, arca mahakala dan nadiswara.

"Benda-benda itu hanya bisa ditemukan di kawasan bangunan candi," jelas Wicaksono.

Arca Agastya dan Lingga saat diukur oleh petugas eskavasi situs Srigading.KOMPAS.COM/Imron Hakiki Arca Agastya dan Lingga saat diukur oleh petugas eskavasi situs Srigading.
Diduga, Situs Srigading tersebut adalah bangunan candi sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Linggasuntan yang ditemukan di kawasan Dusun Lowokjati, Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, beberapa tahun lalu.

"Kebetulan jarak antara letak ditemukannya Parasti Linggasuntan ini tidak jauh dari lokasi Situs Srigading. Berjarak hanya sekitar 2 kilometer," tuturnya.

Dalam prasasti Linggasuntan itu disebutkan bahwa terdapat bangunan suci Batara I Walandit.

"Nah, apakah candi ini yang dimaksud sebagai bangunan suci Batara I Walandit itu, kami masih memperkuat hipotesis," katanya.

Baca juga: Candi Hindu Ditemukan di Jombang, Ada Penemuan Arca Nandiswara dan Mahakala Saat Ekskavasi

Bangunan candi itu ditemukan sudah tidak utuh. Tim BPCB hanya menemukan bangunan itu hingga bagian tubuhnya. Sedangkan bagian atas candi diperkirakan sudah ambruk.

Wicaksono menduga ambruknya bangunan candi itu akibat bencana gempa bumi. Sebab reruntuhan bangunan menyebar ke berbagai sisi sekaligus jaraknya tidak terlampau jauh.

"Kalau bangunan yang ditemukan sekarang tingginya sekitar 3 meter, tepat pada letak yoni yang ditemukan. Tapi kalau melihat jarah runtuhan bangunan, kami menduga tinggi candi ini sebelum ambruk, tingginya sekitar 13 meter," terangnya.

Baca juga: Arca Dicuri dan Rawan Rusak, Pemkab Magetan Bangun Rintisan Museum

Diberitakan sebelumnya, BPCB Jawa Timur melaksanakan ekskvasi Situs Srigading, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Situs itu diduga bangunan candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno era kepemimpinan Mpu Sindok.

Situs itu sementara dikaitkan dengan prasasti Linggasuntan yang dibuat pada tahun 129 dan beraliran Siwaistis.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau