Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Sopir Truk Demo Protes Aturan ODOL, Jalan A Yani Surabaya Macet

Kompas.com - 22/02/2022, 14:26 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ribuan sopir truk beserta kendaraannya memadati Jalan Frontage A Yani, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/2/2022).

Setidaknya, terdapat 3.000 sopir truk dari berbagai daerah di Jawa Timur yang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi di depan Dinas Perhubungan Jatim, Gayungan, Jalan Frontage A Yani, Surabaya.

Baca juga: Terima Banyak Laporan Buruknya Pelayanan Puskesmas, Wali Kota Surabaya Ancam Pecat Kepala Puskesmas

Aksi demontrasi ini mengakibatkan ruas Jalan Frontage A Yani, mulai dari depan City of Tomorrow (Cito) atau kawasan Bundaran Waru hingga depan Kantor Dishub Surabaya, macet.

Pasalnya, di sepanjang jalan itu tampak berjejer truk peserta aksi yang diparkir di Jalan Frontage A Yani tersebut.

Aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan sopir truk itu dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah terkait pembatasan truk yang terkategori over dimension over loading (ODOL) atau kelebihan muatan.

Para peserta aksi yang tergabung dalam Paguyuban Sopir Truk ini juga menolak segala bentuk sanksi dari pemerintah.

Salah satunya, sanksi terhadap sopir truk yang melintas di jalanan berupa tilang dan pemotongan komponen bodi truk yang dianggap melebihi kapasitas.

Korlap aksi Supriyanto mengatakan, aturan ODOL itu akan berpengaruh terhadap dirinya. Sebab, para sopir khawatir tidak bisa bersaing jika harus menggunakan truk dengan kapasitas kecil.

"Kami minta aturan itu dibatalkan, karena ini sangat merugikan bagi kami para sopir," katanya di Surabaya, Selasa (22/2/2022).

"Kami menuntut pemerintah melalui Dinas Perhubungan dan Gubernur Jatim untuk melakukan peninjauan kembali terkait aturan ODOL ini, karena ini jelas merugikan," tutur dia.

Korlap aksi lainnya Valeri mengatakan, beberapa perwakilan paguyuban sopir truk sedang melakukan audiensi di dalam Kantor Dishub Jatim bersama sejumlah pejabat perangkat daerah setempat.

Ia menginginkan agar aspirasi para sopir truk dapat diakomodasi dan direalisasikan secara konkret.

Menurut dia, permasalahan mengenai ODOL ini sudah berlangsung sejak lama. Namun, ia beranggapan pemerintah tidak pernah memberikan jalan keluar yang menguntungkan bagi para sopir truk.

Jika tak ada solusi konkret, ia pun mengancam akan melaksanakan aksi serupa. Tak hanya di Jawa Timur, pergerakan aksi juga akan dilakukan di provinsi lainnya.

"Jika besok tak ada solusi, kami akan laksanakan di berbagai provinsi. Aksi hari ini, kami hanya lakukan di NTB, Bali, Semarang, dan Jakarta," kata dia.

Baca juga: Hujan Deras Sebabkan Banjir di Surabaya, Ini yang Dilakukan Eri Cahyadi

"Besok kami mengadakan (aksi serupa) dari Sumatera hingga Papua, kami lakukan pergerakan untuk mengawal masalah ini," imbuh dia.

Ia juga menegaskan akan melakukan aksi kembali di depan Kantor Dinas Perhubungan Jatim pada Rabu (23/2/2022), jika tuntutan peserta aksi tidak diakomodasi oleh pemerintah daerah setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Surabaya
Kronologi Bapak dan Anak Tenggelam di Sungai Gresik-Sidoarjo, Motor Digas Saat di Perahu

Kronologi Bapak dan Anak Tenggelam di Sungai Gresik-Sidoarjo, Motor Digas Saat di Perahu

Surabaya
Pipa PDAM Kota Malang Jebol, Akses Air Bersih Ribuan Pelanggan Putus

Pipa PDAM Kota Malang Jebol, Akses Air Bersih Ribuan Pelanggan Putus

Surabaya
ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

Surabaya
Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Surabaya
Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Surabaya
Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Surabaya
2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Surabaya
Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Surabaya
Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Surabaya
Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com