SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKOP) Kota Surabaya, Jawa Timur, membatasi kunjungan warga ke Alun-alun Surabaya.
Hal itu menyusul kasus Covid-19, terutama varian Omicron di Kota Surabaya yang terus bertambah.
Berdasarkan data lawancovid-19.surabaya.go.id, per tanggal 3 Februari 2022 hingga pukul 16.15 WIB, kasus aktif Covid-19 di Kota Pahlawan mencapai 870 orang.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKOP) Kota Surabaya, Wiwiek Widyawati mengatakan, pembatasan ini berlaku di seluruh area alun-alun, mulai dari basement dan seluruh area di halaman Balai Pemuda.
"Begitu dengan hiburan di dalam basement, juga kita berhentikan sementara, seperti grup kesenian dan lain sebagainya," kata Wiwiek di Surabaya, Kamis (3/2/2022).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Surabaya Capai 870 Kasus, Eri Cahyadi Berlakukan PTM 50 Persen
Ia menyampaikan, pembatasan ini akan dilakukan sampai kasus Covid-19 di Surabaya melandai. Namun, ia belum bisa memastikan kapan Alun-alun Surabaya dibuka kembali secara normal.
"Sampai kapan diberlakukan pembatasan? Kita lihat terlebih dahulu perkembangan Omicron di Surabaya," ujar dia.
Dengan adanya pembatasan itu, maksimal jumlah kunjungan di seluruh area alun-alun hanya 500 sampai 600 orang.
"Setelah diasesmen Satgas Covid-19, maksimal kunjungan 500-600 orang per hari, di seluruh area alun-alun," tutur dia.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Melonjak dalam 2 Hari, Surabaya Perketat Pengawasan Prokes
Wiwiek menambahkan, UMKM yang ada di Alun-alun Surabaya tetap bisa berjualan seperti biasanya meski ada pembatasan jumlah kunjungan.
Karena menurutnya, roda perekonomian harus tetap berjalan meskipun ada pembatasan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.