SURABAYA, KOMPAS.com - Angka kasus Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari laman website lawancovid-19.surabaya.go.id atau Surabaya Tanggap Covid-19, tercatat per Kamis (27/1/2022) pukul 16.00 WIB kemarin, total kasus pasien aktif ada sebanyak 127 pasien.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 28 Januari 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, hampir 50 persen yang terpapar adalah orang yang telah memiliki riwayat perjalanan luar kota.
Menurutnya, orang-orang yang berada di Kota Surabaya tidak hanya melakukan aktivitas di dalam kota saja, melainkan juga melakukan aktivitas pekerjaan di luar kota.
"Ada yang ke luar kota lalu kembali (pulang) sakit, tapi yang kita lihat adalah ternyata dampaknya Alhamdulillah tidak sampai parah dan sembuhnya langsung cepat," kata Eri di Surabaya, Jumat (28/1/2022).
Ia menyampaikan, pasien Covid-19 yang sedang dirawat saat ini tidak semuanya merupakan warga Surabaya.
"127 kasus Covid-19, rata-rata yang non (warga luar) Surabaya, ada 30 sampai 40 orang," ujar Eri.
Baca juga: Cerita Kakek Danu, Jalan Kaki Jakarta-Surabaya demi Nazar Ziarah ke Makam Orangtua
Karena itu, ia meminta bila ada warga yang terpapar Covid-19, segera melakukan karantina di Hotel Asrama Haji (HAH).
Namun, apabila kondisi pasien semakin memburuk dan membutuhkan perawatan, maka akan langsung dilakukan perawatan di rumah sakit.
"Saya tidak memperkenankan isolasi mandiri di rumah. Terutama varian Omicron yang cepat menular, dan nanti Insya Allah, biasanya 14 hari yang sembuh juga banyak," ujar dia.
Baca juga: Penipuan Investasi Alkes di Surabaya, Tawarkan Untung 40 Persen, Total Kerugian Rp 30 Miliar
Bagi dia, hal ini merupakan tugas penting untuk mengamankan seluruh warga Kota Surabaya.
"Kita menjaga BOR (Bed Occupancy Rate) dan ada 3T (Tracing, Testing, Treatment). Walaupun kasus positif naik, kita masih tetap mempertahankan Surabaya Level 1 dan tetap menjaga protokol kesehatan," ujar dia.
Ia pun meminta kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk tidak khawatir.
Sebab, sejak awal pihaknya terus berusaha untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Persiapkan Hal Ini Sebelum Vaksin Booster Covid-19
"BOR kita saat ini juga 1,92 persen. Kalau kita ini kurang dari 60 persen, maka kita ini dikatakan Level 1. Berarti masih banyak (BOR), karena setiap rumah sakit diwajibkan menyediakan tempat tidur untuk Covid-19," jelas dia.
Selain itu, ia juga meminta kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk melakukan tracing dengan perbandingan minimal 1:23.
Menurut dia, apabila terjadi kenaikan, hal ini terjadi karena pihaknya melakukan tracing secara massif untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Semakin banyak tidak apa-apa, kita obati. Tapi kalau kita terlambat dan tidak melakukan tracing tepat dan testing yang cepat, maka ini akan menjadi bom waktu," tutur Eri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.