KEDIRI, KOMPAS.com- Video ambruknya sebuah panggung hiburan di Kediri, Jawa Timur, viral di media sosial.
Akibat panggung yang ambruk, sejumlah penonton pun jatuh ke kolam yang berada di bawahnya hingga mereka basah kuyup.
Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di kawasan Sumbertowo, Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Minggu (2/1/2022) malam.
Kapolres Kediri Ajun Komisaris Agung Setyo Nugroho menegaskan, kegiatan panggung hiburan tersebut tidak mengantongi izin.
Usai peristiwa itu, pihaknya sudah mendatangi lokasi untuk pemeriksaan.
"Giat tersebut tidak ada izin. Saat ini sedang kami dalami," ujar AKBP Agung saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (3/1/2021) malam.
Kapolres menambahkan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kegiatan itu. Baik kepada panitia kegiatan maupun para pengisi panggung hiburan.
Baca juga: Jembatan di Kediri Rusak Diterjang Banjir Bandang, 42 Keluarga Terisolasi
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan di internal jajarannya atas timbulnya penyelenggaraan kegiatan itu.
Hingga malam ini, ujar Kapolres, pemeriksaan terhadap para pihak juga masih berlangsung.
Hanya saja dia tidak mengungkap berapa orang yang sudah dimintai keterangan.
Baca juga: Kronologi Suami di Kediri Bakar Rumah, Terpengaruh Alkohol hingga Curiga Istri Selingkuh
Peristiwa itu juga memicu respons warga. Mereka menyesalkan adanya acara kerumunan di saat pandemi Covid-19.
Panggung yang didirikan di atas kolam sumber mata air juga menjadi sorotan.
Penyelenggara dinilai melakukan pelanggaran norma dan etika sisi kearifan lokal.
Koordinator Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kabupaten Kediri, Ari Purnomo Adi mengatakan, dalam peristiwa itu memang tidak ada kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya secara langsung.
"Tapi pada etika itu melanggar kearifan lokal. Kurang menempatkan mata air sebagai rahmat," ujar Ari dalam sambungan telepon, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Malam Pergantian Tahun, Polisi di Kediri Patroli Sisir Wilayah
Menurutnya, mata air adalah sesuatu yang sakral karena air adalah sumber kehidupan.
Itulah mengapa nenek moyang dulu telah memperlakukan mata air dengan hormat.
Misalnya dengan menggelar upacara-upacara yang kesemuanya berorientasi pada pelestarian alam.
"Karena nenek moyang memandang air adalah rahmat yang membawa kehidupan dari Allah," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.