SURABAYA, KOMPAS.com - Memasuki minggu keempat November harga cabai rawit, cabai merah besar, maupun cabai merah keriting di berbagai pasar rakyat Jawa Timur cenderung mulai merangkak naik, tak terkecuali juga di Kota Surabaya.
Bahkan, menjelang Natal dan Tahun Baru (nataru), harga cabai di Pasar Pabean semakin naik, sebab menembus hingga 200 persen.
Cabai rawit misalnya, kini dijual Rp 40.000-Rp 45.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 12.000-Rp 15.000 per kilogram.
Baca juga: Banjir Genangi Rumah di Lingkar Mandalika, Warga Rusak Jalan Bypass Menuju Awang
Adapun harga 1 kilogram cabai merah naik dari Rp 12.000 menjadi Rp 30.000.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab kenaikan harga.
Musim hujan juga mengakibatkan keterlambatan jadwal panen di daerah distributor, seperti Madura, Probolinggo, dan Lamongan.
Cak Ji sapaan akrab Armuji mencermati hal tersebut dan menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menggelar operasi pasar di 31 kecamatan di Surabaya.
Salah satu komoditi yang dijual dalam operasi pasar itu adalah cabai.
"Memang menjadi siklusnya saat pergantian musim dan bertepatan dengan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, turunya level PPKM menyebabkan permintaan cabai tinggi karena restoran sudah buka kembali," kata Cak Ji di Surabaya, Sabtu (11/12/2021).
Oleh karena itu, ia mengajak warga mengoptimalkan lahan-lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah untuk bisa ditanami tanaman pangan produktif seperti cabai, terong, buah-buahan dan sayur mayur.
"Nanti bibitnya bisa disediakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Dengan begitu, kemandirian pangan kita akan lebih terjaga. Tidak butuh lahan luas, ada yang menggunakan pot bisa tumbuh seperti cabai," ungkap Cak Ji.
Baca juga: Kronologi Oknum Polisi di Sumsel Diduga Hamili Istri Tahanan hingga Dilaporkan ke Propam
Ia juga mengaku selama ini rutin merawat tanaman produktif di halaman rumahnya, mulai dari alpukat, jambu, kelengkeng, sayur-mayur dan tomat.
"Sebelum berangkat kerja selalu menengok dan merawat dahulu tanaman di halaman, kalau panen kan bisa dibagi ke warga sekitar," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.