Salin Artikel

Jenazah Keponakan Bupati Bangkalan yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Langsung Dimakamkan

Dari jumlah itu, 2 korban berasal dari Kabupaten Bangkalan dan salah satunya merupakan keponakan bupati.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, M Zainul Qomar mengatakan dua korban yang berhasil diidentifikasi yakni Sholihan (17) asal Kecamatan Blega dan Raihan Rafa Aldiansyah (14) asal Kecamatan Geger.

"Berdasarkan informasi yang kami terima, keduanya berhasil diidentifikasi melalui tes DNA, medis dan pencocokan barang kepemilikan," ujar Zainul, Kamis (16/10/2025).

Ia mengatakan, salah satu korban yakni Raihan Rafa Aldiansyah asal Kecamatan Geger merupakan keponakan Bupati Bangkalan, Lukman Hakim. Korban berhasil diidentifikasi setelah 16 hari belum ditemukan.

"Ya betul, almarhum merupakan keponakan pak Bupati," imbuhnya.

Qomar mengatakan, jenazah Raihan dibawa dari rumah duka sekitar pukul 19.00 WIB dan tiba di Kecamatan Geger sekitar pukul 21.00 WIB Rabu (15/10/2025) malam.

Jenazah lalu dibawa ke masjid sekitar rumahnya untuk dishalatkan.

"Tadi malam disana sudah ada pak Bupati dan keluarga besarnya menunggu kedatangan jenazah. Lalu jenazah dishalatkan di masjid setelah itu dibawa ke rumah sebentar lalu dimakamkan," ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang Qomar terima, almarhum Raihan telah dua tahun mondok di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.

"Iya sekitar dua tahun disana," tuturnya.

Sedangkan jenazah Sholihan langsung dibawa ke rumah duka tadi malam. Petugas BPBD dipecah menjadi dua tim untuk mengawal dua jenazah tersebut.

"Untuk yang Blega juga sudah diberangkatkan ke rumahnya tadi malam. Kami belum dapat informasi apakah dimakamkan tadi malam atau pagi ini karena tim di lapangan belum menginformasikan lagi," jelasnya.

Sebelumnya, terdapat 17 santri yang menjadi korban di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo asal Kabupaten Bangkalan yakni Alvan Ibrahimavic (14) asal Blega, dan Nuruddin (13) asal Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega.

Selain itu, Ahmad Rijalul Haq (16) asal Kecamatan Tragah. Dua terakhir yang teridentitikasi adalah Moh Royhan Mustofa (17) warga Kecamatan Kamal, dan Sulaiman Hadi (15) asal Kecamatan Modung.

Selain itu yakni M Maulidy Hasany Kamil (16) dan M Azam Alby Alfa Himam (17) asal Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Moh Ubaidillah (17), warga Desa Karpote, Desa Blega dan Achmad Fathoni Abil Falaf (17), Desa Tagungguh, Kecamatan Tanjung Bumi serta Mohammad Anas Fahmi (15) asal Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal.

Tambahan 5 korban lain yakni Imam Junaidi (16) asal Kecamatan Modung, Achmad Suwaifi (15) asal Kecamatan Blega dan M Haikal Ridwan (14) asal Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan dan Abdullah As Syadid (16) asal Desa Alas Kokon, Kecamatan Modung serta Moh Alfin Mutawaqqil Alallah (17) asal Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan.

Selain itu 2 korban lain yakni Syamsul Arifin (18) asal Desa Tlagah, Kecamatan Galis dan Ach Haikal Fadil Alfatih (12) Dusun Timur Leke, Desa Sendang Dajah, Kecamatan Labang.

Sebelumnya, belasan santri asal Bangkalan tersebut diketahui ikut melaksanakan shalat ashar berjamaah di mushala Ponpes.

Namun, saat melaksanakan shalat, gedung 3 lantai itu ambruk dan menimpa tubuh para korban.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/16/070510178/jenazah-keponakan-bupati-bangkalan-yang-jadi-korban-ponpes-al-khoziny

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com